Rabu, 16 Agustus 2017

“Rakyat Jelata di Bumi Merdeka"

“Rakyat Jelata di Bumi Merdeka"

Oleh:  "La Ode Muhamad Fardan" °Penulis dari Suara Sebrang°

Setiap tahun kita tak pernah lupa merayakan hariKemerdekaan negeri ini.  Tepatnya setiap tanggal 17 agustus seluruh lapisan masyarakat di Bumi Indonesia memperingati Hari bersejarah dengan kegiatan yang berkaitan pada perayaan kemerdekaan. Sebagai Bangsayang menghargai jasa para pahlawan kita memang wajib menanamkan patriotisme dan nasionalisme pada diri kita dalam kondisi apa pun. Dari masa anak-anak  di sekolah, generasi muda dan siapun kita sepakat untuk menanamkan rasa patriotisme dan nasionalisme.

Jangan jadikan Kemerdekaan sebagai pelarian atau alasan untuk memerdekakan kepentingan perorangan atau golongan

Mari kita lihat di sekeliling kita, seiring dengan derasnya arus modernisasi dan globalisasi di negeri ini rasapatriotisme dan nasionalisme kita memang sedang di uji. Di mana-mana  terjadi kesenjangan, orang semakin tidak peduli pada sekelilingnya. Pergeseran etika dan perilaku sangat kentara di hadapan kita.  Sebagai contoh, sekarang masyarakat lebih menyukai memakai busana yang sedang  trend di negara lain dari pada produk dalam negeri. Kehidupan mereka pun telah di dominasi oleh budaya barat yang belum tentu sesuai dengan etika dan perilaku Bangsa Indonesia yang berbudi luhur . Pernah pada suatu ketika saya mendengar nyanyian seorang anak  sekolah dasar menanyi menirukan idola mereka di televisi dengan bahasa asing.  Kemudian muncul pertanyaan di benak saya, apakah si anak tersebut hafal  lagu kebangsaan Indonesia ?, Pernahkah lagu Indonesia RayaHalo-Halo BandungGaruda Pancasila dan lagu wajib lainnya juga mereka nyanyikan dengan bangga?. Pertanyaan ini adalah contoh kecil dorongan bagi kita selaku orang tua untuk mendidik anak-anak agar memiliki rasapatriotisme dan nasionalisme di jiwa mereka.

Kemana Patriotisme dan Nasionalisme kita bersembunyi?

Lagi-lagi kita menghadapi erosi perilaku yang melunturkan rasa nasionalisme kita. Di banyak media cetak maupun elektronik kita sering melihat perilaku para penentu kebijakan, penguasa, juga para wakil rakyat kita ber seturu dengan alasan perbedaan pendapat.  Padahal kita semua tahu dibalik perdebatan dan perseteruan itu tidak sepenuhnya mewakili rakyat kita. Perbedaan pendapat yang mereka kedepankan sebagai wujud dari kebebasan hak ada kalanya memang jelas-jelas merujuk pada kepentingan perorangan dan golongan. Sungguh memperihatinkan. Kita terlanjur asyik menerapkan Kemerdekaan sebagai symbol kebebasan yang kebablasan dan cenderung melunturkan rasa nasionalisme kita. Celakanya banyak tokoh dan Para wakil rakyat kita yang terhormat menggunakan politik adu domba seperti pada jaman penjajahan dahulu.  Mereka pun berdalih atas namakemerdekaan mengeluarkan pendapat. Pertikaian terjadi di mana-mana, kesenjangan sosial menyeruak tiada henti. Akan kah ini menjadi rutinitas dan tirani baru di alam kemerdekaan ? Jawabannya ada pada hati kita.

DIRGAHAYU RAKYAT JELATA KU

Lewat tulisan yang seadanya ini saya hanya ingin mengajak pada diri saya sendiri beserta seluruh komponen bangsa untuk sama-sama memupuk kembali semangat patriotisme dan nasionalisme di benak, nurani dan jiwa kita. Mari kita makna-i kemerdekaan ini dengan me merdeka kan seluruh anak bangsa dari jajahan kemiskinan, kebodohan, keterbelangan dengan mengedepankan cinta dan kasih sayang. Bukan menandai kemerdekaan dengan kebebasan yang kebablasan, juga bukan men citra-i kemerdekaandengan me merdeka kan para koruptor, mafia atau para penjahat yang seolah-olah berhati malaikat.

DIRGAHAYU Yang Terhormat Wakil Rakyat ku

Dirgahayu Bangsa ku, Gemilang Negeri ku, JayaIndonesia ku.  Saya warga Desa terpencil (Desa Bone-bone) yang masihkampungan ingin meneriakkan kemerdekaan se keras-kerasnya agar semua mendengar, agar semua peduli, agar semua ikut memberi makna pada kata merdeka sebagai simbol kecintaan kepada Bangsa dan Negara. Bukan sebagai pelarian dan alasan manakala kita punya kepentingan. Saya bangga dapat hidup bersama  rakyat Indonesia dibumi  merdeka, tapi saya prihatin koruptor, penjahat klimis, mafia dan seluruh sampah negara ikut di merdeka-kan. Ini perlu kita renungkan dengan hati yang bersih dan bijak, agar negeri yang merdeka ini benar-benar lepas dari segala belenggu. Sebagai wujud kecintaan saya pada Negara, saya berikan hadiah 'opini' tulisan kreatif ciptaan saya  berjudul “Rakyat Jelata di Bumi Merdeka"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar