Jumat, 21 Oktober 2016

Tentang Kami Sebagai Anak Perantau

LA ODE MUHAMAD FARDAN


         NASIB ANAK RANTAU

di malam yg dingin ini
aku teringat akan kampung ku
kampung tempat orangtuaku
kampung tempat tingkalku
kampung yg tersimpan
sejuta kenangan
ini lah nasibku
nasib jadi anak rantau
yang jauh dari sanak keluarga
inilah nasibku
nasib hidup sendiri
di kota orang
inilah nasibku
nasib anak orang tak punya
yang jauh dari kemewahan
dicela,dihina,dimaki
ini lah sarapanku
sarapan tiap hari

By : La Ode Muh Fardan
NASIB ANAK RANTAU
Kala senja datang menghampiri bumi
Kegelapan pun datang dengan sendiri
Kesejukan udaran meniup rambut helai demi helai
Keramain berubah menjadi sepi dan sunyi
Hanya terlihat percikan mentari yang membenamkan diri
Tiada terasa air mata pun ikut membasahi bumi
Kala jiwa teringat tanah kelahiran
Kala hati rindu akan kampung halaman
Begitulah nasib anak rantau kala siang akan berganti malam
Seakan hidung tertusuk sembilu yang tajam
Hidup dirantau bukanlah senang dalam berjuang
Kadang makan kadang hanya sarapan kacang
Kadang nyanyian perut kosong yang dibawa untuk bertangang
Begitulah rintanggan yang harus di hadang
Laksana para pejuang yang kelaparan dalam berperang
Hidup dirantau seperti anak tak bertuan
Tiada orang yang perduli kala sakit menyerang badan
Hanya isak tangis menjadi teman dibawah remang cahaya bulan
Begitu pilu badan di atas tikar pandan yang dianyam tangan
Begitulah nasib badan yang malang
Bagaikan kerbau yang terjepit di kandang
Kurus badan hanya tinggal tulang
Demi mencari uang untuk mebayar hutang
Hutang nyawa terhadap orang tua



NASIB ANAK RANTAU



Dengan linang air mata
Ku susun kata
Dalam balutan sedih
Ku tulis bait demi bait
Tentang rasa ini
Tentang sedih ini
Tentang salah ini
Tentang dosa ini
Aku tau aku salah, berdosa
Tlah membuat ibu sedih
Akupun tau ibu kan tetap tersenyum
Walau sedih, takan pernah engkau murung
Ibu anakmu tak bisa pulang lebaran tahun ini
Untuk bersimpuh memohon maafmu
Untuk bersyujud menghiba doamu
Di hari nan fitri
Aku tau…. Ibu
Tak cukup secarik kertas
Tuk tuliskan permintaan maaf ini
Tak layak hanya goresan pena
Tuk coretkan permohonan ampun ini
Namun apalah dayaku
Kini terpenjara jarak
Tersekat ruang luas
Terhalang bentangan cakrawala
Ibu…
Maklumilah anakmu ini
Ampunilah anakmu ini
Doakanlah anakmu ini
Maaf dan doamu
Itu yang ku pinta
Itu yang ku damba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar