fardan ode™®| Bait - bait Catatan didaerah perantauan_Hidup di negeri rantau memang tak semudah yang kita dibayangkan, ada baik ada buruk, ada susah ada senang, ada suka ada duka, dan ada lapar ada kenyang semua ini harus alami di rantau orang. Terpisah dengan keluarga terutama ayah dan bunda bukan suatu yang menyenangkan. Apapun tujuannya, entah untuk bekerja atau untuk menuntut ilmu. Semua tak terlepas dari keinginan untuk membahagiakan mereka, terlebih pada saat mereka masih mengirimi kas bulanan kepada anak tercinta.
Adakah keinginan mengecewakan mereka di negeri rantau? Semua orang tua menginginkan agar anak-anak mereka menjadi anak yang berguna dan bermanfaat bagi orang-orang disekitarya. Mereka menginginkan sebuah perubahan pada prilaku, tidak lagi menjadi seorang anak kecil yang hanya tahu dengan dunia bermain. Tapi, menjadi seorang yang lebih dewasa dalam bertindak maupun berpikir.
Berikut ini adalah beberapa catatan anak rantau, selamat di baca...!!!
Catatan Anak Rantau
Kala senja datang menghampiri bumi......
Kegelapanpun datang dengan sendiri......
Kesejukkan udara meniup rambut helai demi helai.....
Keramaian berubah menjadi sepi dan sunyi.......
Hanya terlihat percikan mentari yang membenamkan diri......
Tiada terasa air matapun ikut membasahi bumi.......
Kala jiwa teringat tanah kelahiranku....
Kala hati rindu akan kampung halamanku......
Kala siang akan berganti malam.......
Hidup dirantau bukanlah senang dalam berjuang namun...
Kadang makan kadang hanya sarapan air putih....
Kadang nyanyian perut kosong yang di bawah untuk bertangan......
Begitulah rintangan yang harus di hadang, dan
Begitulah nasib anak rantau....
Laksana para pejuang yang kelaparan dalam berperang......
Puisi anak rantau
Dengan tintah hitam tangan ini menari-nari
Selembar kertas tumpuan imajinasi hati
Meski terkadang air mata berurai membasahi
Begitu pahit hidup yang harus di lewati sendiri
Bagaikan berjalan dibara api tanpa alas kaki
Panas udaranya mencekik sampai ke lubuk hati
Begitu nasib anak rantau yang kepedihan datang silih berganti
Berminggu-minggu sudah hidup di rantau orang,,
Berbulan-bulan sudah hidup di rantau orang,,
Bertahun-tahun sudah hidup di rantau orang,,,
Rela tinggalkan kampung halaman yang ku cintai
Rela jauh dari kasih sayang kedua orang tuaku
Rela jauh dari saudara-saudariku,,
Hanya untuk mencari sebongkah ilmu
Hidup di rantau orang tanpa sanak saudara
Laksana seorang anak yang tinggal sebatang kara
Hidup penuh tantangan dan bahaya di depan mata
Seakan dikelilingi kulit putih dan rambut lurus
Namun tak ada rasa takut di dalam jiwa
Demi kebahagiaan dan senyum keluarga
Rasa takutpun sirna dan berubah menjadi kekuatan yang nyata
Kadang rindu membelenggu jiwa
Dikala kesunyian menikam hitam bola mata
Namun doa keluarga menjadi pengobat lara
Dalam meniti kehidupan dunia pana
Meskipun hinaan dan caci maki yang di dengar
Namun itu tak menjadi penghalang dalam berlayar
Karena hinaan menjadikan aku seorang yang tegar
Karena caci maki menjadikan aku orang yang sabar
Untk menempuh perjalanan hidup menuju kesuksesan...
RATAPAN ANAK RANTAU
Saat mentari mulai meredupkan sinarnya di ufuk barat...
Aku coba torehkan sebercak tulisan ungkapan rasa hati saat ini...
Merenungi nasib seorang perantau...
Menjadi seorang anak rantau,
bergerilya di negeri orang, tiada sanak saudara,
hanya teman sebagai andalan,
Begitulah nasib yang ku alami saat ini...
Walau terkadang keadaan tidak seperti yang kuinginkan,
tapi itulah yang harus kuhadapi...
Sesuatu yang terkadang sulit untuk diterima sering kali muncul menghadang sebagai pertanda kesabaran diuji...
Orang tua, sanak keluarga yang nan jauh disana,
tidak akan tahu apa yang kualami, yang mereka hanya tahu bahwa keadaanku baik-baik saja,
dan itulah yang kuharapkan....
Aku tak ingin selalu bergantung pada mereka,
Aku tidak ingin terlena dengan kehidupan yang membuat mati langkahku.
Ku harus berjalan menemukan siapa diriku, bagaimana aku bisa mempertahankan hidup walau dengan sesuap nasi setiap hari...
Walau terkadang hati ini menangis meratapi nasib,
Namun
sebenarnya tangisanku ini yang membuat lemah.
Tapi apalah daya, hanya ini yang dapat kulakukan sebagai ungkapan suara hati.
Entah bagaimana masa depanku, tidak pernah kupikirkan, semua berjalan apa adanya.
Apa yang ada didepanku saat ini itulah yang harus ku hadapi...
Entah esok atau lusa akan terjadi apa dengan diriku, hanya Tuhan yang tahu...
Tapi ku bersyukur, kasih sayang TUHAN masih tercurah kepadaku...
TUHAN masih memberikan kepadaku orang-orang yang terbuka hatinya untuk menolong,,,
Memberikan tempat berteduh, dan memberikan dukungan kepadaku untuk tetap bisa kuat menjalani hidup...
Aku tak akan terlena dengan semuanya...
Aku tak mungkin terus berharap kepada mereka...
Mungkin saja disuatu saat nanti, bisa saja terjadi keadaan yang tidak semulus dengan harapan...
Aku harus siap dengan segalanya, walau ku tak tahu kemana lagi kaki ini akan melangkah...
ANAK RANTAU
Menangis Pun Seakan aku tak sanggup Lagi
Air Mata Seperti mengering Karena letih
Semua tak sederhana yang terpikirkan oleh hati
Menjalani hidup sendiri di tempat yang asing dikota ini
Seakan saat menatap semua tak sanggup untuk berjuang sendiri
mencari kesana kemari untuk bisa bertahan hidup disini
bekerja siang dan malam hanya untuk mengisi seuntai perut yang lapar
Hendak pulang tapi kampung halamanku nan jauh
Kini Berusaha mandiri dengan diri sendiri
memperjuangkan hidup yang tak tahu bagaimana harusnya
makan tak makan
tidur tak tidur di tempat ini mengalami sendiri kisah ini..
Namun
Aku yakin Tuhan selalu bersamaku dan suatu saat nanti aku jadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
|Creative : D 4 Ni |
|www.fardanode.blogspot.com|