A
Adagium : Pepatah atau peribahasa
Adegan : Bagian dari babak dalam lakon atau bagian dari peristiwa yang ditampilkan dalam sebuah lakon
Aforisme : Majas berisi pernyataan tentang kebenaranataupun sikap hidup. Misalnya: Tak kenal maka tak sayang.
Agon : Adegan dalam drama atau filmyang menampilkan perbedaan anatara sifat antagonis dengan sifat protagonis.
Ahli sastra : Orang yang memiliki pengetahuan luas atau yang menguasai ilmu-ilmu sastra.
Aksara : Simbol-simbol grafis yang digunakan untuk melakukan komiunikasi.
Aksarawan : Orang yang ahli dalam ilmu tentang menulis dan membaca.
Akseptasi : Suatu kata atau istilah yang maknanya telah dikenal secara umum.
Akting : Tingkah laku seseorang diatas pentas, radio atau film untuk mengekspresikan karakter tokoh yang dimainkannya.
Aktor : Pria yang memainkan suatu tokoh di atas pentas, radio, telefisi atau film.
AKtor karakter : Aktor yang dapat mmerankan dengan baik suatu peran yang bertentangan atau berbeda dengan karakter di actor sendiri.
AKtor pembantu : Aktor pendukung, yang perannya tidak sebesar dan tidak sepenting tokoh utama.
Aktor Paratean : Aktor yang sering berganti kostum untuk tampil diatas pentas.
Aktor utama : Aktor yang memegang peran utama atau peran yang tampil penting dalam suatu lakon.
Aktris : Tokoh atau pelaku wanita.
Alegori : Majas perluasan yang menggunakan perbandingan utuh, biasanya berupa cerita singkat yang mengandung kiasan.
Alias : Nama samaran, nama sebutan.
Alihaksara : Pengubaha aksara ke aksara lain.
Alihbahasawan : Penerjemah, juru bahasa.
Alkisah : Cerita lama yang dipakai untuk memulai suatu cerita baru yang hendak dibuat atau dibicarakan.
Alur : Rangkaian peristiwa yang terjalin secara sebab akibat dari awal sampai akhir menuju klimaks cerita atau justru sebaliknya.
Alur Antiklimaks : Alur cerita yang dimulai dari peristiwa klimaks atau peristiwa yang menonjol ke peristiwa yang biasa-biasa saja.
Alur Flashback : Alur sorot balik, pengarang mendahulukan akhir cerita sebagai pembuka cerita kemudian menuju awal cerita.
Alur Klimaks : Alur yang dimulai dari suatu peristiwa yang biasa-biasa saja menuju peristiwa yang memuncak.
Alur Kronologis : Alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai susunan atau urutan waktu.
Alur Maju : Alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita.
Alur Mundur : Alur yang menceritakan masa lampau.
Alusi : Majas perbandingan yang menggunakan ungakapan atau istilah yang lazim digunakan orang. Misalnya: Tua-tua keladi makin tua makin jadi.
Amanat : Pesan atau gagasan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembacanya yang dituangkan dalam karyanya.
Amsal : Kalimat pendek yang mengajarkan suatu kebaikan. Misalnya: Habis manis sepah dibuang.
Anafora : Majas perulangan kata pertama dari kalimat pertama menjadi kalimat pertama dalam kalimat berikutnya. Misalnya: Benahi dirimu, benahi yang lain, benahi hingga semuanya terbenahi.
Anak Judul : Judul yang mengawali suatu karangan.
Anak Komedi : Pelawak atau pemain komedi.
Anak Panggung : Orang yang hidupnya berprofesi sebagai pemain di panggung pertunjukan.
Anakulaton : Majas yang selalu menggunakan kalimat yang menyimpang dari aturan.
Anakronisme : Menempatan, menghadirkan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan zamannya. Misalnya: Ptih Gajah Mada sedang bermain game computer.
Analisis Bahasa : Menelaah bahasa, biasanya dilakukan oleh pakar bahasa.
Analisis Novel : Menganalisa isi dari sebuah novel.
Analisis Puisi : Menganalisa arti dari sebuah puisi serta menelaah unsur-unsur penting dari sebuah puisi seperti pengulangan kata di depan kalimat, persamaan akhiran vocal dari suatu bait.
Anekdot : Cerita sindiran atau lucu mengenai seseorang atau kehidupan social yang belum tentu kebenarannya.
Angkatan : Generasi, kelompok yang sezaman atau sepaham dalam bidang sastra.
Angkatan ’45 : Suatu angkatan yang lahir pada tahun ’45-an, disebut juga Angkatan Chairil Anwar, yaitu pelopornya.
Anonim : Tanpa nama, kebiasaan pengarang untuk tidak mencantumkan namanya pada karyanya.
Anotase : Catatan yang dibuat oleh pengarang utnuk memberi kritik dan saran hasil karya orang lain.
Anatagonis : Tokoh yang memiliki karakter yang bertentangan dengan tokokh utama. Biasanya, tokoh antagonis ini memiliki sifat dan karakter yang jelek atau buruk.
Anatwacana : Suara dalang yang khas disesuaikan dengan tokoh yang yang sedang dimainkannya.
Antitesis : Majas pertentangan yang menggunakan kata atau frase yang berlawanan. Misalnya: Tua-muda berkumupul dan bergotong royong membersihkan selokan desa.
ANtiklimaks : Suatu majas penegasan yang menyatakan hal yang akan ditegaskan secara berurutan, makin lama, tingkatannya makin menurun. Misalnya: Tak peduli gubernur, bupati, camat, sampai lurah dan kepala desa harus menggunakan uang Negara seefektif mungkin.
Antologi : Kumpulan karya pilihan, baik prosa maupun puisi.
Antonomasia : Majas perbandingan dengan menyebutkan nama lain yang sesuai dengan sifat orang tersebut. Misalnya: Si keras kepala itu tidak pernah mau mengalah.
Apendiks : Lampiran atau tambahan pada akhir buku atau karangan.
Apresisasi Sastra : Suatu kegiatan memahami, menghayati serta menikmati suatu karya sastra baik prosa maupun puisi.
Arsis : Tekanan suara naik, suku kata yang mendapat tekanan pada suatu kaki sajak. Misalnya:
Bukan beta bijak berperi, Pandai mengubah madahan syair. Bukan Beta budak negeri, Mustu menurut undangan mair.
Artis : Pelakon / pelaku seni
Artis tamu : Artis terkenal yang ikut serta dalam suatu pertunjukan, baik layar perak, layar kaca, drama, atau pertunjukan seni ada umumnya.
Artistik : Mempunyai nilai seni atau sifat yang menyeni.
Asindentron : Majas penegasan yang menyatakan beberapa benda, hal, atau keadaan secara berturut-turut tanpa memakai tanda penghubung. Misalnya: Wanita cantik, irama indah.
Asonansi : Perulangan bunyi vocal dalam deretan kata.
Asosiasi : Majas prbandingan antara suatu keadaan yang sesuai dengan keadaan dilukiskan. Misalnya: Wajahnya pucat pasi bagaikan nulan kesiangan.
Autobiografi : Suatu karangan tentang pengarangnya sendiri.
Awanama : Sama seperti anonym.
B
Babad : Sama seperti riwayat, sejarah dan tambo.
Babak : Bagian drama yang terdiri dari beberapa adegan atau peristiwa. Biasanya, pergantian babak ditandai perubahan setting, pemberian jeda dengan intermeso music atau perubahan lighting.
Bahasa Klise : Bahasa tiruan yang biasa dipakai sehingga tidak asing didengar atau tidak bermakna lagi untuk pendengarnya.
Bait / strope : Kebulatan arti dan irama dalam karangan berbentuk puisi. Misalnya: Bait pantun, yang terdiri atas empat baris. Gurindam terdiri dua belas bait.
Balada : Sajak tentang kisah yang mengharukan.
Balai Pustaka : Nama penerbit yang didirikan pada tahun 1917, kemudian menjadi nama suatu angkatan dalam dunia sastra, yaitu Angkatan Balai Pustaka.
Bibliografi : Daftar pustaka atau daftar buku.
Bidal : Bahasa kias untuk mengungkapkan perasaan yang sehalus-halusnya sehingga pendengarnya merasa terharu atau terhanyut. Bidal banyak digunakan dalam satra lama.
Biografi : Karangan sejarah hidup seseorang sejak kecil hingga dewasa ataupun hingga meninggal dunia.
Bombas : Ucapan yang sifatnya dilebih-lebihkan, diindah-indahkan, atau diucapkan secara menggebu-gebu.
Bujangga : Pujangga, ahli sastra, penyair yang lagendaris.
Buku Picisan : Karangan picisan; karangan atau buku yang tidak bernilai sastra.
Buku komik : Buku cerita bergambar.
Buku seri : Buku cerita yang dibuat secara berseri atau berjilid.
C
Candra : Makna tersirat dari yang tersurat.
Cauda : kauda: tmbahan baris dalam karya sonata karena pengarang belum merasa puas atau belum terselesaikan perasaannya dalam sonata tersebut; ekor sonata.
Cerber : Cerita bersambung: cerita yang disajikan secara berturut-turut atau sebagia-sebagian yang dimuat dalam majalah atau surat kabar.
Cergam : Cerita bergambar: cerita yang disajikan dalam bentuk gambar dan dijelaskan dengan bentuk tulisan secara singkat atay seperlunya.
Cerita berbingkai : Cerita rekaan yang di dalamnya terdapat suatu crita y7ang dituturkan oleh para pelakunya.
Cerita binatang : Fabel: cerita rekaan tentang binatang yang diperlakukan seperti manusia.
Cerita Fantasi : Kisah yang kadang-kadang susah diterima atau dilakoni oleh manusia biasa, bersifat supranatural.
Cerita fiksi : Cerita rekaan yang dibuat oleh pengarang berdasarkan kekuatan imajinasinya atau daya khayalnya. Cerita-cerita tersebut terkadang terjadi dalam kehidupan sebenarnya.
Cerita Ibarat : Cerita untuk menyampaikan ajaran-ajaran moral atau kebenaran dengan menggunakan perbandingan atau parallel.
Cerita Jenaka : Cerita tentang kelucuan tingkah laku tokoh dlam cerita tersebut. Misalnya: Kabayan, Pak Belalang dan Bayan Budiman.
Cerita Nonfiksi : Cerita yang dibuat berdasarkan pristiwa atau kisah nyata.
Cerita Panjang : Cerita yang disusun dengan panjang lebar. Misalnya: Novel dan Roman.
Cerita Panji : Cerita atau hikayat yang dibuat berdasarkan kisah-kisah kepahlawanan suatu kerajaan pada masa silam yang bersifat melegenda. Misalnya: Panji Semirang, Panji Tirta Tilam.
Cerita Pendek : Cerita singakat, situasi dan tokoh digambarkan secara terbatas.
Cerita Pokok : Suatu cerita yang mendahului dan melingkupi crita lain dalam cerita berbingkai.
Cerita Rakyat : Cerita dalam kehidupan rakyat yang diwariskan dari generasi ke generasi secara lisan.
Cerita Rekaan : Sama degan cerita fiksi.
Cerita Sejarah : Cerita yang mengandung nila-nilai sejarah atau cerita yang dilukiskan berdasarkan fakta-fakta sejarah.
Citraan : Cara membentuk gambaran sesuatu seolah-olaj dapat ditangkap dan dinyatakan dengan indra. Misalnya: Gelomang laut itu tak henti-hentinya menampar pantai. ( Seolah-olah gelombang menampar pantai )
Character : Karakter, watak, sifat, serta sikap yang dimiliki oleh tokoh dalam usia lakon.
Characterization : Perwatakan yang dilukiskan oleh pengarang tentang tokoh-tokoh dalam cerita karangan secara jelas.
Conflict : Ketegangan yang timbul akibat hal yang saling bertentangan atau ketidakcocokkan antartokoh dalam suatu lakon.
D
Dalang : Orang yang memainkan wayang.
Daya empati : Kemampuan merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain; atau kemampuan merasakan suatu kejadian atau persistiwa tanpa masuk kedalamnya.
Deklamasi : Menampilkan puisi dengan gerak dan seluruh kemmpuan mimic di depan penonton.
Deklamator : Orang yang membaca puisi di depan penonton.
Dekorasi : Tempat utnuk pentas yang dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tempat kejadian yang dituntut dalam naskah.
Dekorator : Orang yang membuat dekorasi.
Denotasi : Makna sebenarnya dalma suatu kata atau dari suatu pernyataan yang diungkapkan.
Denovement : Teknik mengakhiri suatu cerita ( dalam bentuk komedi tragedy atay perenungnya ).
Deskripsi : Karangan berbentuk gambaran tentang suatu keadaan peristiwa atau kejadian, perilaku seseorang degan kata-kata yang jelas sehingga pembaca mendapat gambaran yang jelas.
Dialog : Percakapan dalam lakon antara dua orang atau lebih.
Dialog batin : Dialog atau percakapan antara si pelaku dengan dirinya sendiri untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Degresi : Penyimpangan pokok masalah atau pembicaraan yang sedang dihadapi.
Dinamis : Penuh gerakan, penuh semangat, mudah berubah sesuai dengan keadaan.
Distikon : Puisi baru yang setiap barisnya terdiri dari dua bait.
Dongeng : Cerita yang sepenuhnya merupakan imajinasi atau daya khayal pengarangannya dan yang diceritakannya seluruhnya belum pernah terjadi.
Drama : Karya sastra dalam bentuk dialog untuk ditampilkan di atas panggung pertunjukan.
Drama absurd : Drama yang menyimpang dari hokum drama konvensional, setting, struktur atau alur yang ditampilkan secara tidak teratur.
Drama baca : Drama yang tiadk cocok dtampilkan di atas pentas, tetapi lebih cocok untuk dibaca saja.
Drama Borjouis : Drama yang berlatar belakang kehidupan kaum bangsawan.
Drama domestik : Suatu drama yang menceritakan rakyat biasa.
Drama duka-ria : Tragedi-komedi; drama yang diawali oleh kedukaan, namun diakhiri dengan kebahagiaan.
Drama heroic : Drama peniruan bentuk tragedy yang umumnya bertema cinta dan masalah nama baik.
Drama komedi : Drama yang sifatnya selalu ceria dan lucu.
Drama kontemporer : Drama yang dipertunjukkan secara nonrealis, yang tidak biasa ditemukan dalam keadaan sehari-hari.
Drama Liris : Drama dalam bentuk puisi atau drama yang sifatnya puitis.
Drama moralis : Drama yang menampilkan cerita-cerita tema moral kebaikan dan kejahatan, kebanyakan diambil dari tema-tema agama.
Drama rakyat : Drama tradisi: Drama yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, biasanya belum tersentuh pengaruh drama modern dari barat. Misalnya: Ranjai.
Drama realis : Drama yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dan ditampilkan sesuai dengan kenyataan kesehariannya.
Drama ria :Drama yang bersifat menghibur.
Drama Rumah : Drama yang menampilkan cerita-cerita kehidupan rumah tangga.
Drama Satire : Drama sindiran, kebanyakan bersifat komedi.
Drama seri : Drama yng ditampilkan berseri.
Drama Tari : Drama yang ditampilkan melalui tarian-tarian.
Drama Tendens : Drama yang berisikan berbagai masalah social, kepincangan dalam kehidupan bemasyarakat.
Drama tradisional : Drama yang mengungkapkan kehidupan rakyat dan drama ini sangat melekat dalam kehidupan masyarakattertentu dari generasi ke generasi.
Drama tragis : Drama yang menyedihkan atau mengharukan.
Dramatik : Dramatis: segala sesuatu yang bersifat drama, mengarukan atau menyedihkan.
Dramatikus : Seorang ahli drama.
Dramawan : pengarang, pelakon, sutradara yang seluruh hidupnya ditujukan untuk masalah-masalah drama.
Dramatisasi : Segala sesuatu yang ditampilkn seperti pertunjukan drama.
Dramaturg : Ahli drama, pengarang naskah drama.
Dramaturgi : Ilmu atau pengetahuan tentang seluk beluk drama.
Dukacarita : Cerita atau lakon sedih.
E
Edisi : Bentuk buku yang diterbitkan pada waktu dan tempat tertentu.
Editor : Orang yang mempunyai keahlian mengedit naskah buku, majalah, bulletin, surat kabar, film, atau naskah televisi.
Edukatif : Sesuatu yang bersifat mendidik.
Esklamasaio : Majas yang menggunakan kata-kata penyerta untuk penegasan. Misalnya: Ah, begitu saja menangis.
Eksposisi : Paparan, karangan berbentuk penjelasan atau pemaparan sehinggapembaca memahami cerita.
Ekspresi : Wajah, atau muka yang tampak ( menamilkan suatu bentuk wajah dan muka dalam suatu lakon ).
Ekspresionisme : Suatu aliran dalam sastra atau seni yang umumnya lebih memntingkan soal-soal kejiwaan dari pada kejadian yang nyata.
Ekstrinsik : Hal-hal luar, factor luar yang memengaruhi factor-faktor dalam.
Ekuivokasi : Penggunaan kata atau istilah yang sama untuk pengertian berlainan. Misalnya: Bisa berarti racun dan bisa berarti mampu mengerjakan.
Elegi : Syair, sajak atau nyanyian yang mengandung ratapan atau ungkapan duka cita.
Enjambemen : Perloncatan baris: baris kalimat yang bertugas untuk menghubungkan bagian yang mendahuluinya dengan bagian berikutnya.
Enumerasio : Suatu majas penegasan yang melukiskan suatu peristiwa agar keseluruhan maksud kalimat lebih luas dan lebih jelas. Misalnya: Gelombang pasang itu melumatkan Maumere, tak ada satu pun tersisa, rumah, pasar, masjid, sekolah dan lainnya lenyap sekaligus.
Epifora : Suatu majas paralelisme yang menempatkan kata atau kelompok kata yang sama pada akhir larik dalam puia secara berulang-ulang. Misalnya:…………………………… Bila kau mau, aku kan datang……………………………….. Bila kau ingin, aku kan datang………………………………. Bila kau ingin, aku kan datang.
Epigon : Orang yang hanya mengikuti pikiran pendahulunya, tidak mempunyai pemikiran dan gagasan sendiri.
Epigram : Syair atau ungkapan pendek yang mendukung gagasan atau peristiwa dan diakhiri pernyataan menarik, biasanya merupakan sindiran; peribahasa yang padat dan penuh mengandung paradox.
Epilog : Bagian penutup karya sastra yang berfungsi menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud cerita pada akhir cerita drama.
Episode : Seri cerita; bagian peristiwa yang berdiri sendiri.
Erata : Daftar pembetulan kesalahan yang terdapat dalam buku yang sudah tercetak; ralat.
Erotik : Cerita sastra yang lebih menekan pada unsure-unsur keintiman atau masalah birahi.
Esai : Karangan rposa yang mengupas masalah secara sepintas dan padat dari sudut pandang penulisannya secara subjektif.
Esais : Seorang penulis esai.
Etika : Ilmu tentang moral, mengenai baik dan buruk, salah dan benar.
Eufemisme : Majas perbandingan yang mengganti satu pengertian dengan kata lain yang hamper sama untuk menghaluskan maksud.
Evokasi : Seala sesuatu yang bersifat menggugah rasa.
F
Fabel : Cerita tentang kehidupan manusia, yang para pelakunya adalah binatang.
Fantasi : Khayalan, gambaran, angan-angan tentang sesuatu.
Farabel : dongeng tentang binatang atau benda-benda mati yang mengandung nilai pendidikan.
Figur : Idola, orang yang menjadi teladan bagi orang lain, tokoh wujud, bentuk.
Figuran : Tokoh pendukung dalam drama atau film.
Fiksi : Rekaan, Khayalan, tidak sesuai dengan fakta.
Film : Cerita atau lakon yang diwujudkan dengan gambar hidup.
Flashback : Sebuah alur balik.
Flat Character : Watak dasar, watak tunggal yang tidak mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita.
Folklor : Cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun.
Foreshadowing : Membayangkan sesuatu setelah membaca, melihan, mendengar atau merasakan suatu peristiwa atau kejadian yang mengesankan.
Fotografi : Karangan dalam sastra yang merupakan hasil tangkapan sekilas apa yang ditangkap mata.
Fragmen : Cuplikan atau petikan cerita.
G
Ganjaran : Karangan yang tidak bersajak; prosa; karangan bebas.
Gaya : Cara pengarang menggunakan bahasa untuk menyajikanperasaan dan pikirannya dalam karya-karyanya.
Gaya Bahasa : Kata-kata kiasan yang digunakan oleh pengarang untuk menghaluskan kata yang digunakan dalam karangannya.
Gazal : Sebuah puisi atau sajak berwujud 8 baris yang tiap baris terakhir menggunakan kata-kata yang sama. Berasal dari Persia.
Generasi : Angkatan; turunan; atau sekelompok orang yang hidup pada kurun waktu tertentu.
Gerak Muka : Gerak pengungkapan perasaan yang terlihat dari raut dan gerak gerik muka.
Gubah : Gubahan; menggubah, menyusun, mencipta karya sastra dari unsur-unsur yang telah ada.
Gurindam : Puisi lama berbentuk dua seuntai, berirama, baris pertama adalah syarat dan baris kedua adalah jawabannya.
Gurit : menggurit; yaitu mengarang tembang atau puisi yang berirama.
Guritan : Karangan yang berbentuk puisi berirama.
H
Harfiah : Bukan arti bebas, arti yang belum mendapatkan tambahan.
Heksa-meter : Baris sajak atau puisi yang bersuku kata enam
Heota-meter : Baris puisi yang bersuku kata tujuh.
Hieroglif : Tulisan abjad Mesir Kuno, terdiri atas 700 gambar dan lambang.
Hikayat : Cerita panjang yang sebagian isinya mungkin terjadi sungguh-sungguh, tetapi terdapat pula hal-hal yang tidak masuk akal.
Himne : Sajak tentang ketuhanan, sajak pujian.
Hiperbola : Majas yang melukiskan suatu peristiwa atau kejadian secara berlebih-lebihan.
Historiografi : Penulisan sejarah; historikus; sejarahwan.
Holografis : Tulisan tangan yang indah.
Homofon : Kata yang pngucapannya sama tetapi ejaan dan lafalnya berbeda. Contoh: Bang dengan Bank.
Homograf : Kata yang ejaannya sama tetapu lafal dan makannya berbeda. Contoh: Mental ( kejiwaan ) dengan mental ( terpelenting ).
Homonim : Kata yang lafal dan ejaannya sama tetapi artinya berbeda. Contoh: Bisa ( mampu ) dengan bisa ( racun ).
Humor : Sesuatu yang bersifat lucu yang menghibur.
Humoris : Seorang ahli dalam bidang humor.
Humoristis : Secara humor ( lucu ), atau mengandung sesuatu yang bersifat lucu.
I
Ibarat : Suatu perbandingan terhadap sesuatu.
Idealisme : Karangan yang selalu mengejar kesempurnaan.
Imiah Populer : Karangan ilmiah dalam abhasa yang mudah dibaca serta dipahami msyarakat umum.
Ilustrasi : Lukisan, diagram, foto, atau sesuatu utnuk menjelaskan suatu karangan atau tulisan lainya.
Imajinasi : Kemmampuan membayangkan atau mengkhayalkan sesuatu; menciptakan karya berdasarkan kenyataan atau pengalaman orang lain.
Imrpovisasi : Mempertunjukan sesuatu di depan penonton tanpa persiapan terlwbih dahulu.
Indeks : Daftar kata atau istilah penting dalam buku atau karangan, untuk memberikan informasi tentangnya.
Inspirasi : Seuatu yang datang dalam diri seseorang sehingga menimbulkan semangat berkreasi atau menciptakan karya.
Interprestasi : Penafsiran terhadap sesuatu.
Interupsi : Suatu majas penegasan yang menggunakan kata yang disisipkan di antara kalimat pokok untuk menjelaskna kalimat sebelumnya.
Inveri : Suatu majas yang membalikkan susunan kalimat, subjek didahului predikat.
Irama : Bunyi atau gerak yang berurutan secara teratur.
Ironi : Majas yang menyataka makna bertentangan dengan hal yang sesungguhnya dengan maksud menyindir.
Ironi Dramatik : Informasi yang diberikan kepada penonton melalui ucapan seorang tokoh tentang tokoh dalam peristiwa.
Ironis : Suatu hal yang bersifat ironi.
J
Jalan Cerita : Susunan peristiwa yang terdapat dalam suatu karya sastra prosa yang dibuat oleh pengarangnya.
Jnaturan : Cerita yang dibawakan oleh dalang dalam perwainan wayang.
Jargon : Kosakata khusus yang digunakan dalam waktu, tempat, serta bidang tertentu.
Jenaka : Lucu; membangkitkan kelucuan.
Jiplak : Mencontoh sesuai dengan apa yang dilihat, dibaca, atau yang tertulis dalam karya orang lain.
Jontoh : Cerita yang bertaliat kuat dengan adat istiadat.
Judul : Nama yang dipakai untuk menamai suatu karya sastra.
K
Kakafoni : Rangkaian kata yang tidak harmonis, dibuat untuk mencari efek artistic.
Kakofoni : Suara music sumbang, tidak enak didengar.
Kakologi : Bahasa yang menyimpang dari ucapan atau bahasa berlaku.
Kanon : Karya drama yang dianggap ciptaan asli seorang penulis.
Karakter : Lihat character.
Karakterisasi : Lihat Characterization.
Karang : Mengarang, menulis, dan menyusun sebuah cerita, buku, sajak dan karya sastra lainnya.
Karikatur : Gambar yang bersifat sindiran atau olok-olok tentang seorang tokoh atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik.
Karikatual : Bersifat olok-olok atau sindiran lucu.
Karikaturis : Pembuat karikatur atau ahli karikatur.
Karmina : Pantun kilat, pantun dua seuntai, baris pertama sebagai sampiran, dan baris kedua sebagai isi yang berupa sindiran dan bersajak a-a.
Karya Sastra : Ciptaan manusia dalam bentuk tulisan yang dapat menimbulkan rasa indah, haru, benci dsb.
Katarsis : Kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan atau pertikaian batin akibat kejadian dramatis.
Katastrofa : Penyelesaian akhir suatu drama.
Kegiatan sastra : Segala usaha atau pekerjaan yang berhubungan dengan dubia sastra.
Kepala Lakon : Peran utama dalam sebuah lakon.
Kesusastraan : Karangan indah, baik dalam bentuk tulisan atau lisan.
Kisasan : Perumpamaan, ibarat, arti kata yang bukan sebenarnya.
Kisah : Cerita tentang kejadian, riwayat hidup seseorang.
Kit’ah : Puisi berasal dari Arab Parsi yang tiap barisnya terdiri atas 5 bait.
Klasik : Karya sastra tradisional; karya sastra yang kekal.
Klimaks : Majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menghebat.
Koda : Lihat cauda.
Kodeks : Naskah kuno yang dikarang dengan tulisan tangan.
Kolofon : Catatan penulis tentang tanda-tanda penerbitan pada bagian penutup naskah, muali tempat hingga waktu penerbitan.
Komik : Cerita dalam bentuk gambar yang dijelaskan dengan bentuk tulisan.
Konflik : Suatu ketegangan atau pertentangan antartokoh dalam drama maupun karya prosa lainnya.
Konflik Mental : Pertentangan batin tokoh untuk menentukan suatu pilihan dengan berbagai pertimbangan baik buruk.
Konflik social : Pertentangan yang terjadi antartokoh.
Konotasi : Kata yang menimbulkan banyak pemahaman, pikiran.
Kontradisio Interminis : Majas pertentangan dengan penjelasan sebelumnya, berupa pengecualian.
Koreksio : Majas penegasan berupa pembentukan kembali sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya.
Kreasi : Sebuah hasil cipta.
Kritik : Tanggapan objektif dari seseorang terhadap karya orang lain dengan menguraikan secara rinci mengenai baik-buruknya atau salah-benarnya.
Kronologi : Ururtan waktu dan sejumlah kejadian atau peristiwa.
Kronologis : Alur Kronologis; Alur yang disusun sesuai dengan urutan kejadian secara teratur.
Kuartin : Saajk empat seuntai, yang terdiri atas empat baris dalam satu bait.
Kuin : Sajak lima seuntai, yang terdiri atas lima baris daalm satu baitnya.
Kutipan : Petikan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan orang lain untuk memperkokoh atau memperjelas argument dalam tulisan sendiri.
L
Lakon : Cerita berbentuk percakapan drama, pentas, radio, film; pemeran atau pelaku dalam sebuah cerita.
Laku dramatic : Perwatakan; berperan sesuai dengan karakter atau watak yang dikehendaki tokoh dalam naskah.
Larik : Baris atau bait dalam sajak atau puisi.
Latar : Segala sesuatu yang melingkupi seluruh bagian dalam cerita \, mulai tempat, waktu, suasana, hingga alat.
Lagenda : Cerita lama atau klasik yang masih terus dikenang dan sulit dilupakan; cerita yang selalu dihubungkan dengan sejarah atau asal muasalsuatu kejadian, tempat, lahirnya suatu benda, sejarah tokoh besar dsb.
Lelucon : Penggembira, penggeli hati, sesuatu yang membuat orang tertawa.
Lenong : Drama tradisional dari Jakarta yang diiringi oleh alat music keroncong gambang.
Lirik : Karya Sastra yang berisi curahan perasaan pengarang secara subjektif.
Lirik dramatik ; Cakupan tunggal dramatik.
Liris : Penuh perasaan; emosional.
Literator : Sastrawan, pujangga, pengarang professional.
Litotes : Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya dengan maksud untuk merendahkan diri. Misalnya: Inilah gubuk ( rumah ) kami.
Logat : Dialek, cirri khas berbahasa yang sesuai dengan logat berbicara daerah asal si pembicara.
Logogram : Huruf, lambang, tanda yang melambangkan suatu kata.
M
Madah : Sajak, puisi, syair.
Majas : Gaya bahasa; bahasa berkias.
Majas perbandingan : Majas yang menggunakan perbandingan-perbandingan data melukiskan sesuatu.
Majas pertautan : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempertautkan sesuatu dengan yang lainnya.
Majas pertentangan : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempertentangkan sesuatu dengan yang lainnya.
Majas perulangan : Majas yang melukiskan sesuatu dengan cara mengulangi kata, kelompok kata, frase, atau kalimat dengan maksud memberikan penegasan atau penekanan pada sesuatu yang dimaksud.
Makna denotasi : Makna sesungguhnya dan belum mendapat pengertian lain.
Makna konotasi : Makna yang sudah mendapat tambahan baru dalam pengertiannya.
Mantra : Puisi lama yang dianggap dapat mendapatkan kekuatan gaib, Mantra banyak digunakan dukun atau pawang yang diucapkan secara lisan.
Masnawi : Puisi lama yang berasal dari Parsi yang berisi puji-pujian. Irama sajaknya berbarengan dua-dua (a-b atau b-b).
Matra : Bagan yang dipakai dalam penyusunan baris sajak yang berhubungan dengan jumlah, panjang atau tekanan pada kata atau suku kata.
Melonis : Majas yang mengandung pernyataan merendah untuk menekan atau mementingkan hal yang dimaksud agar lebih mengesankan dan bersifat ironis.
Melodrama : permainan drama atau sandiwara yang mendayu-dayu serta mengharukan.
Metafora : majas perbandingan yang diungkapkan secara singat dan padat.
Metonimia : majas yang menggunakan nama lain dalam menyebutkan sesuatu sesuai dengan nama cirri atau nama hal yang ditautkan dengan orang atau benda sebagai penggantinya.
Metrik : Ilmu mengenai Irama atau ritme dalam puisi.
Mimik : Gerak-gerik muka.
Mistik : Segala sesuatu yang dihubungkan dengan masalah ketuhanan, dewa, atau kegaiban.
Mistisme : Aliran dalam sastra yang lebih menonjolkan cerita-cerita mistik.
Mite : Cerita yang mengandung dan berlatar belakang sejarah atau hal yang sudah dipercayai banyak orang bahwa cerita tersebut pernah terjadi dan mengandung hal-hal gaib.
Mitos : Segala sesuatu ayng telah diyakini banyak orang.
Monodrama : Drama yang dimainkan oleh satu orang.
Monolog : Percakapan yang dilakukan seorang diri.
Musikal : Cerita yang ditampilkan dengan menonjolkan musik.
Musikalisasi puisi : Menampilkan puisi dengan jalan memasukan unsure-unsur music secara dominan.
N
Nada : Bunyi yang jelas tinggi rendahnya.
Narasi : Cerita; karagan yang terbentuk dari berbagai pristiwa yang saling berkaitan menjadi satu bentuk cerita yang utuh.
Naskah : Karangan yang merupakan karya asli.
Nazam : Puisi yang terdiri dari dua belas larik yang berirama.
Niraksara : Tidak mampu baca dan tulis.
Novel : Karangan yang berbentuk prosa panjang dan mendetail mengenai tokoh-tokoh yang diceritakan di dalamnya.
Novela : Karangan cerita fiksi yang lebih panjang dan kompleks daripada cerpen.
Novelis ; Penulis novel maupun Novela.
Nuansa : Kemampuan menyatakan suatu pergeseran kecil tentang makna atau perasaan.
O
Objektif ;
Oktava :
Oksimoron :
Okupasi :
Opera :
Operet ;
Opini ;
Ortografi :
Otobiografi ;
P
Pagelaran ;Pementasan,pertunjukan drama,tari,atau musik
Palindron :Kata atau rangkaian kata,atau bilangan yang dapat dibaca dengan baik dari depan maupun dari belakang.
Pantonim :Pertunjukan dengan gerak tubuh tanpa penggunaan suara
Pantun : Puisi lama yang terikat dengan syarat-syarat tertentu.
Pantut Adat :Pantun yang berisi nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat,biasanya bersifat mendidik.
Pantun Agama :Pantun berisi nilai-nilai agama.
Pantun Berkait : Pantun yang tersusun secara berangkai, saling mengkait anatara bait.
Pantun Dagang :Pantun yang digunakan dalam bidang dan isinya pun mengupas masalah perdagangan
Pantun Jenaka :PAntun berisi cerita-cerita jenaka
Pantun Muda-mudi :Pantun untuk anak muda atau remaja,biasanya berisi cinta kasih dan bersifat humoris
Pantun Modern :Pantun yang barisnya tidak mengandung sampiran.
Pantun Nasihat ;PAntun berisi nasihat,biasanya bersifat mendidik
Pantun Perceraian :Pantun berisi masalah hubungan cinta kasih
Pantun Rantai :Pantun berkait,pantun empat seuntai yang baris ke-2 dan baris ke-4nya menjadi baris ke-1 dan baris ke-3 dalam bait berikutnya.Dan seterusnya
Pantun Sukacita :Pantun berisi kesukaan dan kegembiraan
Pantun Teka-teki :Pantun yang berisi pertanyaan yang harus dijawab oleh pembaca atau pendengar
Pantun Tua :Pantun yang biasa dipakai orang tua,bersifat mendidik,baik dalam hal moral,adat atau agama.
Parabel :Cerita fiksi (rekaan) pendek,yang isinya melukiskan sikap moral dan keagamaan yang menggunakan ibarat atau perbandingan
Paradoks :Suatu majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yang ada
Parafrase :Mengungkapkan kembali suatu penuturan dari suatu bentuk bahasa menjadi bentuk bahasa lain tanpa mengubah makna atau isi yang terkandung dalam bentuk semuala (misalnya mengubah bentuk puisi menjadi bentuk prosa)
Paralelisme :Suatu majas yang diwujudkan dengan cara mengulang suatu kata berkali-kali guna member penjelasa atau penegasan pada kata diulang ataupun maksud yang dipentingkan;perumpamaan yang mengandung nilai tertentu dengan maksud tertentu pula.
Pars pro toto ;Majas sinedhoke yang melukiskan sebagian untuk maksud keseluruhan. Misalnya: sudah tiga bulan,dia tidak kelihatan batang - batang kehidupannya
Pastarol :karangan yang melukiskan kehidupan kedesaan yang tentram dan damai
Pelopor :Pelopor sastra:orang yang pertama memulai,merintis jalan:atau menghasilkan suatu karya yang pada masa berikutnya banyak diikuti.
Pemeo : Ucapan yang terkenal dan diulanh-ulang yang berfungsi sebagai semboyan.
Pemeran :Pemain;orang yang memainkan tokoh dalam naskah drama atau film.
Pemeran Utama :Seseorang yang memerankan tokoh utama,tokoh yang paling penting
Pemeran Tambahan :Seseorang memerankan tokoh pendukung
Penokohan :penentuan took,pemilihan tokoh yang dilakukan pengarang dengan meninjau dari segala sudut,mulai dari karakter sampai bentuk fisik tokoh yang hendak dimunculkan dalam karya sastranya
Pentas :Panggung,stage,tempat untuk pertunjukan
Penyair :Ahli puisi;orang yang profesinya sebagai pembuat puisi
Pepatah : Kiasan tetap yang dinyatakan dalam aklimat selesai.
Peribahasa : Kalimat lengkap yang mengungkapkan keadaan atau kelakuan seseorang dengan dengan mengambil perbandingan dengan alam sekitar.
Periodisasi Sastra :Pengelompokan waktu menurut masa tertentu yang didasarkan pada cirri tertentu dari karya-karya yang dihasilkan pada suatu masa
Personifikasi :Majas perbandingan yang melukiskan benda mati seolah-olah bernyawa dan bertingkah laku seperti manusia.Misalnya:buih-buih bermain denagn lincah diatas gelombang bercengkrama dengan angin dan burung camar
Persuasi :ajakan,bujukan;karangan yang berisikan atau ajakan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu sesuai dengan harapan penulisnya
Perumpamaan :majas perbandingan yang dilakukan dengan membandingkan dua hal berbeda yang dianggap sama.misalnya:air matanya sudah menganak sungai
Perwatakan :karakterisasi
Pleonasme :majas yang menggunakan kata keterangan yang berlbihan atau menegaskan kata yang sebenernya tidak diperlukan.misalnya:dia naik ke atas dengan tergesa-gesa.(naik ke atas sangat berlebihan karena naik itu sudah pasti keatas.)
Plot :alur(lihat alur)
Point Of View :sudut pandang titik acuan pengarang
Polisendenton :majas penegasa dengan menyebutkan beberapa benda secara berturut-urut menggunakan kata sambung.
Prapustaka :kebudayaan yang belum mengenal baca-tulis
Praterito :majas yang digunakan pengarang untuk menyembunyikan sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca harus menerka hal-hal yang disembunyikan pengarang tersebur.
Prawacana :kata pendahuluan,prakata
Prifase :majas perbandingan dengan cara menggantikan kata dengan beberapa kata atau kalimat.
Profil :bentuk,bentuk wajah
Prolegomenia :pengantar kata dalam karangan ilmiah
Prolog :pengantar,kata-kata pendahuluan sebelum dimulainya suatu pertunjukan;kata pembuka
Prosa :karangan bebas atau karangan yang tidak terikat seperti puisi
Prosa baru :kaarya prosa yang ditulis dalam bahasa Indinesia dan meninggalkan bahasa Melayu pasaran
Prosa Berirama :karya prosa yang bernuansa puisi secara kental;disebut juga prosa liris(lirik) atau prosa puintik
Prosa lama :karya prosa yang masih menggunakan bahasa Melayu
Prosa Liris : Prosa yang didalamnya masih terdengar adanya irama.
Prosadi :pengkajian atau penganalisan suatu karya sajak
Protagonis :tokoh utama yang memerankan tingkah laku yang baik dan membawa nilai-nilai kebenaran
Puisi :ragam sastra yang diwujudkan dengan kata-kata atau bahasa yang indah dan padat nilai
Puisi baru :puisi yang lahir pada dunia baru di Indonesia dan telah ditulisa dalam bahasa Indonesia serta mulai meninggalkan cara penulisan puisi lama
Puisi bebas :ouisi yang diungkapkan secara bebas tanpa menghiraukan acuan konvesional yang berlaku dalam penulisan puisi
Puisi berpola :puisi yang larik dan barisnya disusun secara geometris
Puisi Lama :puisi yang mementingkan masalah irama persajakan,sampiran,dan isi serta persajakan abab
Puisi Modern :puisi yang mengutamakan isi dari pada bentuk
Puitisasi :mengubah karya prosa ke dalam bentuk puisi
Pujangga :pengarang sastra
Purisme :aliran yang selalu mempertahankan kemurnian suatu bahasa
Q
Quatrain :sejak empat seuntai;puisi baru yang terdiri atas empat baris setiap baitnya
Quint :puisi baru yang tiap-tiap baitnya terdiri atas 5 baris.puisi lima seeuntai
R
:
Radif :rima,penyesuaian bunyi,persajakan
Realisme :suasana cerita yang memuncak,penuh dengan perdebatan dan pertentangan antar tokoh
Repetisi :majas perulangan yang mengemukakan kata-kata yang sama secara berulang-ulang dalam kalimat lainnya untuk menekankan atau memberikan penegasan
Retoris :majas yang menggunakan kalimat Tanya yang tidak memerlukan jawaban
Rima :perulangan bunyi yang sama dalam puisi
Rima Akhir ;rima dengan kata yang berirama pada akhir b aris dalam sebuah puisi
Rima Aliterasi :perulangan bunyi kata yang sama pada awal kata dalam kalimat sebaris
Rima Awal :rima dengan kata berirama pada awal baris dalam sebuah puisi
Rima bebas :rima yang ditetapkan sebagaimana diinginkan pengarangnya dan dianggap bagus olehnay
Rima datar :rima dengan kata berirama pada larik yang sama
Rima Disonansi :rima dengan kata yang berirama pada vocal yang menjadi rangkaian kata dan memberikan kesan bunyi-bunyi berlawanan
Rima Kembar :rima dengan kata yang berirama pada akhir bait berurutan sama dua-dua
Rima Mutlak :rima dengan bunyian yang sama pada seluruh kata
Rima Paruh :rima dengan bunyi sama pada bagian akhir saja
Rima Pasangan :rima kembar
Rima Patah :rima yang satu kata tidak mengikuti rima yang lain tambahannya
Rima Paut :rima yang salah satu katanya tidak mengikuti lima larik yang lain tambahannya
Rima Pecah :rima patah
Rima Peluk :rima paut
Rima Rangkai :rima dengan kata berirama pada setiap larik berurutan
Rima Rupa :rima dengan bentuk,tampak serupa,tapi bunyinya berlainan
Rima Salib :rima silang
Rima Sama :rima rangkai
Rima Sejajar :rima dengan sepatah kata yang dipakai berulang-ulang dalam tiap barisnya secara berurutan
Rima Sempurna :rima dengan kata berirama pada seluruh bunyi suku akhir
Rima Serupa :rima rupa
Rima Silang :rima dengan kata berirama pada akhir baris dalam setiap bait secara berselang-selang
Rima Tegak :rima dengan kata berirama pada awal larik-larik yang berlainan
Rima Terbuka :rima dengan kata berirama pada awal larik-larik puisi
Rima Tertutup :rima dengan kata yang berirama pada suku kata akihir yang bersuku tertutup atau berakhir dengan konsonan yang sama
Ritma :irama,pertautan suara tinggi-rendah,keras-lemah,panjang-pendek,yang terjalin secara teratur;tenaga gaib yang menimbulkan berbagai keindahan dan perasaan tertentu kepada manusia
Roman :karangan berbentuk prosa yang panjang dan menceritakan suatu peristiwa secara rinci dan menditail.tokoh-tokohnya dilukiskan secara rinci dari kecil sehingga meninggal dunia,dan mengalamiperubahan nasib
Roman Adat :roman berisikan cerita tentang pertentangan adat,konflik adat
Roman Anak :roman yang berisikan cerita tentang kehidupan anak-anak,biasanya bersifat menghibur,mendidik,serta penuhwejangan dan nasihat
Roman Bertendens :roman bertujuan;roman yang isinya mengandung maksud tertentu
Roman Detektif : roman yang berisikan cerita tentang detektif,spionase,biasanya berisikan kelicikan-kelicikan yang tersembunyi,pencurian,pembunuhan,dan sebagainya
Roman Dewasa :roman yang berisikan cerita tentang pergolakan jiwa yang dialami para tokohnya.
Roma Kejiwaan :roman psikologis,roman yang berisikan cerita tentang pergolakan jiwa yang dialami pada tokohnya
Roman Masyarakat :roman social,roman yang bertema tentang masalah sosial
Roman Perjuangan :roman sejarah,roman yang berisikan tentang cerita tentang perjuangan dan perang melawan penindas
Roman Picisan :roman yang tak bernilai sastra dan tak bermutu,kebanyakan berisi cerita yang berbau seksual
Roman Sejarah :roman perjuangan
Roman Wanita :roman yang pelaku utamanya wanita
Romansa :ilmu yang mempelajari bahasa dan kesastraan romawi
Romantik :bersifat romantis
Romantisme :aliran sastra pada abad ke-18 yang mengutamakan masalah perasaan,tindakan spontanitas,aliran drama yang lebih menekankan perasaan,imajinasi,serta emosi sentimental
Rubai :puisi empat seuntai.tiap bait mengandung 4 baris.puisi ini berasal dari arab
S
Sadur :menyadur
Sage : Dongeng yang mengandung unsure sejarah meskipun tidak seluruhnya berdasarkan sejarah.
Sajak :puisi,persamaan bunyi
Sajak Awamatra :sajak yang mantranya tidak teratur,bahkan tanpa mantra
Sajak Gema :sajak yang pada suku kata akhirnya pada setiap barisnya digemakan atau disebutkan pada baris berikutnya,baik berubah jadi arti lain atau tidak berubah arti
Sajak Anak-anak :sajak yang melukiskan kehidupan anak-anak atau bersifat mendidik dan menasihati anak-anak
Sajak kisahan :sajak berbentuk narasi dan melukiskan tentang suatu peristiwa
Sajak Main-main :sajak yang bersifat hiburran
Sajak Peristiwa :sajak yang melukiskan tentang suatu peristiwa
Sajak Prosa :sajak lirik
Sajak SIndiran :sajak yang mengandung sindiran atau kritikan terhadap suatu kejadian yang dianggap tidak wajar atau tidak semestinya terjadi
Sampiran :separuh,bagian dari pantun yang sajaknya sama dengan separuh baris kedua dalam pantun atau puisi lama
Sandiwara :drama,tonnel,teater,atau hanya permainan
Sandiwara Radio :sandiwara atau drama yang direkam dalam audio dan diperdengarkan alat radio
Sanjak :karangan pendek dengan bentuk tertentu
Sarakasme :majas sindiran dengan menggunakan kata kasar
Sastra :karya tulis yang indah yang mengandung nilai-nilai moral,pendidikan,dan agama
Sastra Bandingan :analisis karya sastra dengan membandingkannya dengan karya sastra tertentu untuk mencari kemungkinan persamaan,dan penbedaannya
Sastra Daerah :sastra yang dikembangkan di daerah dan diungkapkan dengan menggunakan bahasa daerah tempat sastra tersebut berkembang
Sastra Dunia :karya sastra milik dunia,bersifat universal
Sastra Hiburan :jenis sastra yng bersifat hiburan ringan untuk menghilangkan kejenuhan dan stres
Sastra Indonesia :sastra klasik
Sastra Klasik :sastra lama yang belum terpengaruh sastra asing ,terutama sastra barat
Sastra Kontemporer :sastra masa kini
Sastra Melayu :sastra yang ditulis dalam bahasa melayu
Sastra Modern :sastra Indonesia yang telah banyak dipengaruhi oleh sastra asing
Sastra Nusantara :sastra yang ditulis dalam bahasa daerah tertentu yang tersebar di seluruh pelosok tanah air
Sastra Otonom :sastra yang tidak mengacuh pada sastra lain
Sastra Pelarian :sastra yang isinya menceritakan usaha pembebasan seorang dari penjara,khususnya pada perang dunia 2
Sastra Rakyat :sastra yang berbentuk lagenda,balada,dongeng,teka-teki yang berkembang di tengah kehidupan masnyarakat
Sastra Sejarah : Sastra Indonesia lama yang berhubungan dengan sejarah
Satire :majas sindiran terhadap keadaan seseorang
Sektet :sajak enam seuntai
Seloka : Pantun yang terdiri dari empat baris sebait tetapi persajakannya datar ( aaaa ).
Sentimental : Cepat tersentuh perasaannya, sensitive.
Septin : Puisi 7 seuntai.
Silsilah : Sejarah asal-usul.
Simbolik : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai symbol atau lambang.
Simentri : Suatu majas yang satu kalimat dengan kalimat lainnya sebanding.
Simile : Perumpamaan.
Senekdokhe : Majas yang melukiskan sebagian untuk seluruhnya.
Sinisme : Majas yang emnyatakan sindiran secara langsung.
Sinonim : Majas yang menggunakan kata yang sama dan searti.
Situasi : Tahapan atau bagian cerita berupa situasi yang diciptakan pengarang untuk melukiskan keadaan.
Sinopsis : Ringkasan cerita dari berbagai karya sastra.
Skenario : Naskah film.
Soneta : Sajak baru yang berasal dari Italia, berbentuk empat belas baris, terbagi menjadi dua bait pertama yang masing-masing trdiri atas 4 baris, dan 2 bait kedua masing-masing terdiri atas 3 baris.
Suspense : Ketegangan pikiran dan perasaan pembaca setelah dia membaca konflik mental dan konflik social yang terdapat dalam cerita kemudian.
T
Tableau : Tablo; drama yang dipertunjukkan hanya dengan gerak-gerik tanpa dialog.
Talibun : Pantun yang selalu berbaris genap, namun jumlah barisnya lebih dari empat dan ebrirama silang, separuh bait pertama adalah sampiran, separuhnya lagi isi.
Tambo : Cerita tentang sejarah daerah yang bercampur dengan dongeng.
Tamsil : Ibarat, kiasan pendek yang bersajak dan berirama, seperti dalam pantun dan syair.
Tautologi : Majas penegasan dengan mengulang beberapa kali suatu kata dalam kalimat atau menggunakan beberapa kata yang bersinonim berturut-turut dalam sebuah kalimat.
Teater : Tempat pertunjukan drama.
Teater Modern : Teater yang setting, perwatakan, serta hokum aktingnya dilakukan dengan cara formal.
Teater Terbuka : Tempat pertunjukan terbuka, tidak menggunakan stage atau panggung.
Tema : Pokok pikiran yang dapat menjadi dasar bagi keseluruhan cerita yang hendak diciptakannya.
Tersina : Sajak 3 seuntai, sajak yang terdiri atas 3 abris dalam setiap baitnya.
Tokoh : Pemeran atau pemain drama, dsb.
Totem Pro Parte : Seluruhnya untuk sebagian. Menyebutkan keseluruhan, tetapi yang dimaksud haya sebagian saja. Misalnya: Indonesia memenangkan Liga Sepak Bola International.
Tragedi : Kisah atau peristiwa yang menyedihkan dan menyengsarakan.
Tragedi Komedi : Kisah atau peristiwa yang menyedihkan, namun dibalut dengan hal yang membahagiakan.
Trilogi : Kumpulan karangan yang terdiri atas tiga satuan yang saling berhubungan dengan tema bahasan yang sama.
Tropen : Majas yang mempergunakan kata-kata sejajar artinya. Kata-kata tersebut merupakan analogi dari kata lainnya yang bermakna mirip atau hampir semakna.
U
Umum : General; segala sesuatu yang sudah dikenal banyak orang.
Ungkapan : Kiasan tentang keadaan atau kelakuan yang dinyatakan dengan seberapa atau beberapa patah kata.
Utopi : Sesuatu yang bersifat khayal.
V
Veritisme : Gaya pertunjukan drama dengan menghilangkan unsure kepura-puraan ketika melakukan acting.
Volta : Peralihan dari oktaf menjadi sektet ( kesimpulan pada sonata ).
W
Wacana : Karangan utuh yang dibentuk oleh bahasa ayng lengkap.
Watak : Kejiwaan yang dipengaruhi segala tingkah laku dan pikiran manusia.
Wira Carita : Cerita kepahlawanan, atau cerita yang tokoh utamanya adalah seorang kesatria yang gagah berani.
X
Xenografi : Ahli membaca tulisan bahasa asing atau naskah kuno atau klasik.
Z
Zaman Sastra : Segala sesuatu yang berhubungan dengan waktu dalam kaitannya dengan masalah sastra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar