Sabtu, 21 Mei 2016

Mahasiswa Sebagai Musuh Pemerintah? Atau Sebagai Sahabat Rakyat?

CatatanKu Ode"LMF" Dalam Suatu Pengembangan Penelitian Saya

Dalam kehidupan sehari-hari sebagai Mahasiswa menjadi hal yang biasa-biasa saja bagi sebagian orang.Yang hanya datang ke kampus, duduk dikelas, diam dan pulang tanpa mengetahui tujuan sebenarnya. Mahasiswa kerap menjadi gelar atau status dalam dunia pendidikan. Jarang kita lihat Mahasiswa menjadi pelopor untuk menciptakan suatu hal baru baik untuk sekitar dan untuk Negara ini.
Pernahkah Anda sebagai Mahasiswa memberi inovasi baru untuk Bangsa dan Negara yang kita cintai ini? Pernahkah Anda sebagai Mahasiswa berperan aktif guna mengembangkan suatu hal yang patut dibanggakan bagi sekitar, terutama bagi Bangsa dan Negara ini? Atau pernahkah Anda sebagai Mahasiswa turut membangun citra baik Bangsa dan Negara ini?
Terkadang Penulis juga malu tidak memberi peran apa-apa untuk Bangsa dan Negara ini. Malu untuk menyandang status KeMahasiswaan. Malu karena tidak dapat membanggakan Bangsa dan Negara ini. Penulis merasa begitu lemah dalam memberi kontribusi untuk Bangsa dan Negara ini dalam hal memperkuat dan membangun mutu Bangsa dan Negara sebagai Mahasiswa Indonesia.
Adapun demikian, sudah menjadi tanggung jawab Mahasiswa untuk mereform sistem lama menjadi hal yg lebih bermutu dan menciptakan suatu hal yg baru. Tapi, terkadang malah hal ini menjadi suatu yang kerap disepelekan oleh Mahasiswa. Bahkan penulis juga menganggap demikian. Tapi dengan adanya keinginan untuk merubah cara pandang Saya akan pentingnya Peran sebagai Mahasiswa guna membangun Bangsa, menjadi pembahasan Utama dalam Makalah Saya yang sederhana ini.
Sehubungan dengan Uraian di atas, maka kita sebagai Mahasiswa harus pandai mereform keadaan Bangsa dan Negara menjadi lebih baik lagi dengan menentukan sikap dan perbuatan yang arif dan bijaksana dan tepat mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemimpin paling umum yang menunjukkan hubungan mahasiswa dan pemerintah selalu terangkum pada kata ”demonstrasi”. Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa seolah-olah menimbulkan anasir adanya sikap memusuhi dari mahasiswa terhadap pemerintah.
Asumsi yang semacam ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian mahasiswa terhadap pemerintah yang sedang menjalankan amanahnya. Sesungguhnya terdapat tiga peranan yang dimainkan mahasiswa dalam hubungannya dengan pemerintah. Mereka dapat bertindak sebagai agen perubahan, kontrol sosial, dan penerus masa depan (iron stock) dalam estafet kepemimpinan masyarakat Indonesia. 
Pertama, mahasiswa sebagai agen perubahan adalah aktor yang dapat mendobrak keadaan yang stagnan dan tidak berkembang. Preseden mencontohkan, pada tahun 1998 mahasiswa mampu merevolusi tatanan lama untuk diganti kepada tatanan baru yang dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat. Kedua, mahasiswa sebagai kontrol sosial berusaha untuk menjadi political watchdog bagi pemerintah agar tidak berkuasa semena-mena. 
Alasan mengapa mahasiswa harus menjadi kontrol sosial bagi pemerintah adalah karena mahasiswa dianggap sebagai kaum yang tercerahkan. Mereka seorang pembelajar yang dianggap terdidik sehingga diibaratkan dapat menunjukkan jalan kepada rakyat yang kebingungan di persimpangan jalan. Ketiga, mahasiswa sebagai penerus masa depan selalu menjadi harapan baru akan adanya perubahan lebih baik di masa yang akan datang. 
Maka itu, mahasiswa perlu selalu meningkatkan kualitas diri agar ketika menempati posisi-posisi penting dalam sebuah pemerintahan di masa yang akan datang, mahasiswa tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Mahasiswa sebagai pemilik ketiga peranan tadi dianggap masih memiliki idealisme yang murni untuk membuat bangsa dan negara Indonesia menjadi lebih baik. Mereka belum banyak terpengaruh oleh politik jahat. 
Keadaan seperti ini perlu terus didukung, bukannya dilemahkan dan dihentikan pergerakannya. Mahasiswa perlu diakomodir ideidenya, bukan dianggap musuh yang mengganggu stabilitas. Demonstrasi, yang pada intinya untuk menyampaikan gagasan, barangkali adalah salah satu implementasi dari peranan mahasiswa tadi. Kendati demikian, dalam menyampaikan gagasannya, mahasiswa di sisi lain perlu mengedepankan cara-cara baik. 
Demonstrasi yang anarkis dan merusak fasilitas umum malah dapat menyebabkan stigma masyarakat dan pemerintah kepada mahasiswa menjadi buruk. Dengan semangat untuk membangun bangsa, pada akhirnya pemerintah dan mahasiswa juga perlu berdampingan secara sinergis. Pemerintah menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, mahasiswa juga harus menjalankan peranannya tadi. 
Hubungan sinergis yang terjalin dengan baik sudah seyogianya dapat menciptakan keharmonisan bangsa. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, deliberasi politik antara pemerintah dan mahasiswa perlu terus dijalin. Deliberasi politik antara mahasiswa dan pemerintah selain dapat membantu mengakomodir ide-ide mahasiswa, sesungguhnya juga dapat meningkatkan transparansi pemerintah dalam menjalankan amanah rakyat. 
Mahasiswa bukanlah musuh bagi pemerintah. Mereka hanyalah penyambung lidah rakyat yang kadang tak sampai aspirasinya. Mereka juga merangkap seorang pembelajar yang mencoba mengaplikasikan ilmunya. Mereka juga tak lain merupakan bagian tak terpisahkan dari rakyat Indonesia. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia! 


La Ode Muh Fardan
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi_Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Halu Oleo

Mahasiswa "Sebagai Peran Atau Arus Status"



Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dan sebagainya. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme. Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. 
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
disampaikan dalam Orientasi Kemahasiswaam di IAI Nurul Jadid Th. 1999 

Siapa Mahasiswa ? 

Kata Mahasiswa dibentuk dari dua kata dasar yaitu “maha” dan “siswa”. Maha berarti besar atau agung, sedangkan siswa berarti orang yang sedang belajar. Kombinasi dua kata ini menunjuk pada suatu kelebihan tertentu bagi penyandangnya. Di dalam PP No.30 Tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu, yaitu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan / atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. Dengan demikian, mahasiswa adalah anggota dari suatu masyarakat tertentu yang merupakan “elit” intelektual dengan tanggung-jawab terhadap ilmu dan masyarakat yang melekat pada dirinya, sesuai dengan “tridarma” lembaga tempat ia bernaung. 
Mahasiswa adalah anggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena kelebihan yang dimilikinya, yang dengan demikian mempunyai kekhasan fungsi, peran dan tanggung-jawab. 
Dari identitas dirinya tersebut, mahasiswa sekaligus mempunyai tanggung jawab intelektual, tanggung jawab sosial, dan tanggungjawab moral 
Bagaimana bentuk peran mahasiswa? 
• Peran dalam Memperdalam dan mengembangkan diri di dalam pembidangan keilmuan yang ditekuninya sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab intelektualnya.
• Merupakan jembatan antara dunia teoritis dan dunia empiris dalam arti pemetaan dan pemecahan masalah-masalah kehidupan sesuai dengan bidangnya.
• Merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan yang lebih baik. (agen perubahan).
• Sekaligus merupakan kontrol terhadap perubahan sosial yang sedang dan akan berlangsung. 
Potret peran Mahasiswa dalam pentas sejarah Indonesia 
Peran dan posisi mahasiswa dalam perspektif kehidupan berbangsa dan bernegara, merupakan diskursus yang menarik sepanjang dinamika kehidupan mahasiswa. Hampir menjadi kenyataan yang lazim bahwa gerakan mahasiswa terutama di dunia ketiga memainkan peran yang sangat aktif pada posisi sentral di dalam perubahan sosial-politik, dan hampir tak satupun penguasa di negara-negara berkembang yang mengabaikan posisi sosial dan pentingnya representasi politik serta dampak aspirasi dari golongan muda berpendidikan tinggi ini. Sehingga para pemerhati sosial tidak mengabaikan fungsi mereka dalam sistem sosial politik baik di negeri maju maupun berkembang, termasuk di Indonesia. 
Dalam arti yang luas, ideologi berisi tatanan nilai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pedoman untuk menjalankan kehidupan bersama dalam rangka meraih harapan-harapan mereka. Tatanan nilai tersebut berasal dari tradisi atau adat-istiadat dan dapat pula bersumber dari ajaran agama. 
Untuk memahami perkembangan kehidupan ideologi mahasiswa, yang harus diperhatikan adalah arus perubahan dan pergeseran fokus peranan mahasiswa dari tahapan proses yang satu kepada proses lainnya. Perubahan intensitas aktifitas ideologi mahasiswa dipergunakan sebagai petunjuk untuk memahami pergeseran fokus peranan tersebut. Banyak predikat yang disandang mahasiswa kaitannya dengan ideologi yang diperjuangkan, horison mahasiswa yang menempatkan pada posisi strategis inilah yang mungkin menjadikan fungsinya sebagai agent of social change dan man of analysis, menjadi jargon yang dimitoskan. 

Dalam kurun waktu sejarah gerakan mahasiswa yang strategi dan menonjol dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, terjadi pada kurun waktu 1910-an sampai dengan 1930, kedua pada era 1960-an. 

Peran ideologi mahasiswa tahun 1910-an sampai dengan 1930-an terfokus pada peran penggagas, yaitu menysun, menafsirkan serta memulasikan pemikiran tentang segenap aspek kehidupan bermasyarakat yang berasal dari masyarakat asing dan masyarakat sendiri menjadi ideologi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakatnya sendiri. Mahasiswa dari generasi Soetomo 1910-an dan generasi Soekarno-Hatta 1920-an, adalah pemikir-pemikir yang meletakkan dasar ideologi nasiolnalisme bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Nasionalisme merupakan fokus dari keseluruhan ideologi yang digagaskan oleh mahasiswa 1910-1930-an. 

Pada tahun 1940-an gerakan mahasiswa mengalami pergeseran peran, peran penggagas tidak lagi menonjol. Gerakannya lebih terfokus pada sebagai pendukung dan penerap dari ideologi yang sudah ada. Dekade 1950-an dunia mahasiswa kembali disegani, sekalipun kemandirian dan peran sebagai penggagas semakin menipis. Hal ini di latarbelakangi oleh dominannya peran politik profesional didalam kehidupan politik. Politisi sipil yang dominan saat itu berasal dari tokoh politik yang mengalami sosialisasi politik tahin 1910, 1930-an di kampus dalam dan luar negeri (Eropa). Pada era ini kampus sebagai lembaga lembaga pendidikan tinggi terbelenggu pengaruh politisi dari partai politik sebagai kekuatan dominan. Akibatnya, kampus dan mahasiswa mengikuti pola persaingan antar partai dan terpecah berdasarkan politik aliran. 
Perjalanan Indonesia era 1910-an sampai 1950-an, menempatkan kekuatan sipil yang berasal dari kaum intelektual (mahasiswa) sebagai sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Akan tetapi sejak yahun 1960-an kekuatan militer muncul sebagai suatu sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Fungsi parpol bersama ormas pengikutnya sebagai sumber kepemimpinan merosot bersama penurunan peran politiknya. Namun yang perlu dicatat dalam sejarah gerakan mahasiswa, pada era 1960-an peran ideologi mahasiswa meningkat tajam. Gerakan idiologi masa ini, melahirkan angkatan 1966. Dekade 1960-an dengan angkatan 1966-nya telah membentuk identitas sosial mahasiswa sebagai sebuah kekuatan sosial politik. Persepsi dan konsepsi tentang peran sosial ini, terbentuk dan menguat sejalan dengan tegaknya hegemoni pemerintahan orde baru. 
Di satu sisi lahirlah Orde Baru seiring dengan kehendak gerakan mahasiswa, sehingga gerakannya mendapat dukungan kekuatan-kekuatan establishment (ABRI). Disisi lain arus perubahan menuju terbentuknya keuatan orde baru sebenarnya berangkat dari keinginan militer dan teknorat untuk lebih memerankan diri dalam konstalasi kehidupan bangsa dan negara setelah melihat kebobrokan dan kegagalan kekuatan sipil pada pemerintahan demokrasi terpimpin. Keinginan militer ini diwujudkan dalam Doktrin Dwi Fungsi ABRI diaman ABRI disamping sebagai kekuatan HANKAM juga memiliki peran sosial politik. 

Lakon yang dimainkan mahasiswa angkatan 66 berada dalam panggung sejarah yang romantis, di dalamnya terjadi aliansi segitiga yang harmonis antara militer, teknokrat, dan mahasiswa. Ketiganya merupakan bagian lapisan elit intelegensia yang bakal mengobarkan gagasan modernisasi. Dengan kata lain disamping militer teknokrat, mahasiswa juga dipercaya sebagai agen modernisasi atau pembangunan. 
Dekade 1970-an aliansi ini pecah akibat berubahnya orientasi dan strategi pemerintahan orde baru. Cita-cita awal gerakan orde baru sudah tidak sesuai dengan idealisme dan ideologi mahasiswa. Akibatnya, hampir sepanjang era 1970-an terjadi protes, kritik, petisi, selebaran dan lobi yang diarahkan kepada pemerintahan orde baru. Gerakan ini bermuara pada persoalan demokrasi, peran militer, dan pembangunan ekonomi. Akibatnya gerakan mahasiswa semakin berhadapan dengan kekuatan represif, yang mengutamakan stabilitas nasional dalam upaya menjaga kelangsungan pembangunan nasional. Pada gilirannya gerakan mahasiswa mengalami kemerosotan yang sangat tajam, yang belum pernah terjadi dalam gerakan mahasiswa di Indonesia. depolitisasi dan deparpolisasi, melalui penerapan NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus) dan BKK (Badan Koordinasi Kampus) menjadi senjata pamungkas hegemoni Orba terhadap kehidupan mahasiswa. Lalu kepada mahasiswa yang melanggar NKK/BKK diberikan sanksi akademik yang berat, mulai dari skorsing sementara atau terbatasnya sampai kepada pemecatan bahkan dipenjarakan. 

Dekade 1980-an adalah masa-masa mandul peran mahasiswa dalam kancah sosial-politik karena perannya dipersempit dalam peran profesional saja. Dalam masa-masa ini terjadi proses-proses penggugatan dan penyadaran terhadap peran sosial-politik mahasiswa. Upaya ini tampak berbuah ketika pada era 1990-an angin perubahan di dalam diri mahasiswa mulai berhembus, yang berujung pada munculnya generasi reformasi pada tahun 1990-an akhir ini.
----------------------------------------------------------------------------------------
Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik di mana mahasiswa selalu menjadi motor penggerak perubahan. Namun hanya sedikit rakyat Indonesia yang dapat merasakan dan mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan hingga ke jenjang ini karena system perekomian di Indonesia yang kapitalis serta biaya pendidikan yang begitu mahal sehingga kemiskinan menjadi bagian hidup rakyat ini . Adapun peran mahasiswa dalam kehidupan sosial mastarakat yaitu :

Peran moral

Mahasiswa yang dalam kehidupanya, tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik dan telah meninggalkan amanah dan tanggung jawabnya sebagai kaum terpelajar. Jika hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura – hura dan kesenangan), lebih suka mengisi waktu luang mereka dengan agenda rutin pacaran tanpa tahu tentang peruban di negeri ini, dan jika hari ini mahasiswa lebih suka dengan kegiatan festival musik dan kompetisi (entertainment) dengan alasan kreatifitas, dibanding memperhatikan dan memperbaiki kondisi masyarakat dan mengalihkan kreatifitasnya pada hal – hal yang lebih ilmiah dan menyentuh kerakyat, maka mahasiswa semacam ini adalah potret “generasi yang hilang “yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan mahasiswa.

Peran sosial

Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat poenderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya turun dan memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa saja yang memerlukannya. Betapa peran sosial mahasiswa jauh dari pragmatisme ,dan rakyat dapat merasakan bahwa mahasiswa adalah bagian yang tak dapat terpisahkan dari rakyat, walaupun upaya yang sistimatis untuk memisahkan mahasiswa dari rakyat telah dan dengan gencar dilakukan oleh pihak – pihak yang tidak ingin rakyat ini cerdas dan sadar akan problematika ummat yang terjadi.

Peran Akademik

Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan aksi sosialnya, sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat mahasiswa itu lupa bahwa mahasiswa adalah insan akademik. Mahasiswa dengan segala aktivitasnya harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap orang tua pasti ingin anaknya selesai kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka sebagai seorang anak berusahalah semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan keinginan itu, untuk mengukir masa depan yang cerah .
Peran yang satu ini teramat sangat penting bagi kita, dan inilah yang membedakan kita dengan komonitas yang lain ,peran ini menjadi symbol dan miniatur kesuksesan kita dalam menjaga keseimbangan dan memajukan diri kita. Jika memang kegalan akademik telah terjadi maka segeralah bangkit,”nasi sudah jadi bubur maka bagaimana sekarang kita membuat bubur itu menjadi “ bubur ayam spesial “. Artinya jika sudah terlanjur gagal maka tetaplah bangkit seta mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan diri meraih masa depan yang cerah di dunia dan akhirat.

Peran politik

Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini mahasiswa berfungsi sebagai presseur group ( group penekan ) bagi pemerintah yang zalim. Oleh karena itu pemerintah yang zalim merancang sedemikian rupa agar mahasiswa tidak mengambil peran yang satu ini. Pada masa ordebaru di mana daya kritis rakyat itu di pasung, siapa yang berbeda pemikiran dengan pemerintah langsung di cap sebagai kejahatan terhadap negara. Pemerintahan Orba tidak segan-segan membumi hanguskan setiap orang-orang yang kritis dan berseberangan dengan kebijakan pemerintah yang melarang keras mahasiswa beraktifitas politik. Dan kebijakan ini terbukti ampuh memasung gerakan – gerakan mahasiswa yang membuat mahasiswa sibuk dengan kegiatan rutinitas kampus sehinngga membuat mahasiswa terpenjara oleh system yang ada.
Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis yang penuh dengan kreativitas. Mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rakyat. Sekarang mari kita pertanyakan pada diri kita yang memegang label Mahasiswa, sudah seberapa jauh kita mengambil peran dalam diri kita dan lingkungan.
Saran penulis : Ya, bagaimanapun mahasiswa turut dalam berperan dalam perjalanan sejarah bangsa kita, mahasiswa berperan menaikkan Suharto ke puncak kekuasaan dan mahasiswa juga melengserkan Suharto pe prabon
Mahasiswa memang harus menjadi bagian dari proses peradaban. Karena mahasiswa adalah harapan cahaya di tengah tengah menipisnya implementasi keilmuan. Begitu penting peran mahasiswa semoga dapat menjalankannya.


The And...!!!
Penulis Oleh : La Ode Muh Fardan
Hingga Penulis menerbitkan Tulisan ini dari beberapa sumber.

Jumat, 20 Mei 2016

Ditengah-tengah Kebimbangan Hidup

Disusun Oleh : La Ode Muh Fardan.

Alumni Mahasiswa Ilmu Komunikasi_Konsentrasi Jurnalistik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik_UHO_Angkatan 011"Pada Strata Satu" (S-1)

Sedikit Syair Hidup Ku akan Ku tuliskan diCatatan ini...

Masa demi masa berlalu sudah' kemana kaki akan melangkah

Liku-liku kehidupan mengukir sejarah kini saatnya berpotret diri

Berbenah dari segala keburukan meningkatkan semua kebaikan

Ramadhan sebentar akan tiba

Kini saatnya tuk membuka pintu hati memaafkan semua kehilafan

Mari kita sambut dengan gembira dengan memperbanyak ibadah tuk menggapai tingkatan taqwa

Derajat tertinggi disisi sang khalik

Semoga Allah selalu membimbing kita dan nanti memasukkan kita dalam surga-Nya

Amiin ...

Lanjut pada CatatanKu Ode"LMF"

Beberapa hari belakangan ini saya mulai merasakan kekosongan dalam hidupku. Bukan karena ketidakmampuanku mewujudkan tujuan hidupku, melainkan aku merasa tujuan hidup yang telah kutetapkan itu tidak akan membawaku pada kebahagiaan. Bukan kali ini saja kurasakan kehilangan makna hidup ini, tetapi pernah terjadi juga beberapa tahun yang lalu ketika aku masih kuliah. Waktu itu aku berpikir tentang tujuan hidupku dan merasakan adanya kekosongan dalam makna hidupku, tetapi itu tidak berlangsung lama karena aku mengalihkan pikiranku pada hal-hal lain, yaitu belajar demi lulus kuliah pada waktunya.

Kali ini kegalauan itu muncul kembali. Sepulang kerja ketika saya merasakan kebosanan melakukan rutinitas yang biasa kulakukan, saya mulai bertanya pada diriku sendiri apa yang kucari dalam hidup ini, apa aku akan terus begini setiap hari? Pertanyaan-pertanyaan ini terus menghantuiku bahkan ketika aku bekerja dalam keramaian dilapanganpun untuk berita saya setiap hari, ketika aku merasa kesepian di antara teman-teman  sekerjaku"Wartawan". Kini pekerjaan di kantor pun "Mencari berita dan Menuliskannya" terasa hampa dan itulah pekerjaan Ku saat ini menjadi seorang Jurnalis (Wartawan) pada media Lokal Kota Kendari. Selama ini yang kuanggap sebagai tujuan hidup adalah harta dan cinta, tetapi untuk tahta aku tidak banyak menginginkannya.

Namun aku mulai berpikir, akankah aku bahagia jika memiliki keduanya atau malah ketiganya? Dalam renunganku, harta hanya berlaku untuk di dunia ini. Walaupun ia dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari, ia tidak dapat membeli kebahagiaan. Mungkin aku akan berbahagia jika memiliki Buku terbaru, tetapi ketika produk yang lebih canggih lagi keluar, keinginan untuk memiliki yang lebih baru lagi pasti muncul dan tidak akan pernah terpuaskan. Demikian juga dengan harta kekayaan lainnya seperti mobil, rumah, dan seterusnya tidak akan biasa memuaskan keinginanku yang tidak habis-habisnya. Dan saya mungkin akan mati sebelum semua keinginan tersebut terpenuhi. Bukan berarti saya orang miskin yang tidak bisa mengumpulkan harta. Sebagai seorang yang rajin dan hemat, saya merasa aku telah banyak menimbun harta. Mungkin tidak sebanyak yang dipunyai orang terkaya di daerahku karena aku hanya Wartawan biasa dengan gaji standar, tetapi cukup untuk memenuh kebutuhan hidupku dan beberapa keinginan lainnya. Harta bukan tujuan hidupku, demikian saya menyimpulkan. Bagaimana dengan cinta? Bukankah bagi beberapa orang, cinta bisa menjadikan dunia seperti surga walaupun tidak punya harta? Saya mendapatkan cukup banyak cinta dari orang-orang terdekatku, keluarga dan sahabat, bahkan saya  pernah merasakan manis dan pahitnya jatuh cinta. Namun cinta itu tidak kekal, selalu ada embel-embel di belakangnya yang membuatnya tidak menyenangkan. Dari keinginan memiliki, sepasang kekasih menyatu; ketika keinginan itu tidak terpenuhi, mereka berpisah. Bahkan jika mereka bisa bertahan sampai tua, tetap sama kematian akan memisahkan mereka. Kesedihan dan ratap tangis pun kembali, seperti ketika mereka terpisah sementara waktu saat mereka menjalin kebersamaan dulu. Bukan cinta seperti ini arah hidupku. Kusadari ada cinta yang sejati, cinta yang hanya mengharapkan kebahagiaan orang lain semata, tanpa pamrih apa pun di belakangnya.

Namun, sangat sulit menumbuhkan cinta yang seperti itu; bahkan ketika saya berhasil menumbuhkannya, saya merasa gagal membahagiakan mereka yang kucintai tanpa pamrih. Akhirnya ini hanya menjadi cinta yang semu, tanpa tindakan apa pun, dan akhirnya mati dengan sendirinya. Ada satu hal lagi yang bisa menjadi tujuan hidupku, yaitu ilmu pengetahuan. Aku seorang yang menyukai hal-hal yang menambah wawasanku. Saya sering membaca buku-buku dan artikel di internet yang berbau demikian, tetapi kadang kala saya merasa ilmu tersebut hanya menambah beban pikiran dan tidak bermanfaat bagi kehidupanku. Apalagi telah banyak ilmu yang telah kupelajari sejak SD sampai kuliah, tetapi tidak semuanya bisa diterapkan dalam kehidupanku. Semakin banyak aku tahu semakin tahu aku bahwa aku tidak tahu apa-apa, tetapi keingintahuan itu hanyalah bentuk lain dari keinginan yang tidak pernah terpuaskan. Dalam kehampaan ini saya tidak berani mengutarakannya kepada siapa pun. Pemikiranku mungkin akan terlalu dalam bagi mereka. Akan sangat melelahkan jika saya harus menjelaskan sesuatu yang di luar pemikiran orang-orang pada umumnya.

"Maka kuputuskan untuk menyimpannya sendiri dan menemukan jalan hidupku sendiri".

Semakin dalam saya merenung semakin jelas bahwa tujuan hidup yang kukejar bukan kebahagiaan karena semakin banyak saya mengejar kebahagiaan itu semakin banyak ketidakpuasaan yang kudapatkan. Ketenangan batinlah yang kudambakan dan kupikir, ini hanya bisa dicapai dengan berhenti mengejar tujuan hidup tersebut. Saya telah terlalu banyak berlari. Sudah saatnya aku beristirahat dan berjalan kembali setelah kepenataan saya berlalu. Bagi kebanyakan orang, hidup harus memiliki tujuan atau arah yang dikejar. Namun bagiku hidup tanpa tujuan lebih meringankan beban pikiranku, membuatku bebas seperti seorang musafir.

Sang musafir akan tetap berjalan pada jalannya, tetapi ia tidak berkeharusan untuk sampai pada tujuan tertentu. Ia bebas sebebas burung di angkasa, melangkahkan kaki tanpa beban di dunia yang luas ini, menemukan banyak tempat dan orang-orang baru.

Ribuan tahun yang lalu aristoteles menulis dalam arti kehidupan : "Seorang pengelana yang baik tidak memiliki rencana yang tetap dan tidak bermaksud untuk tiba pada tujuannya."

Dan syair lagu berikut ini pun selalu teringat di kepalaku:

Tiada tujuan yang kau harap Mata angin tak kau hiraukan Ke barat kau melangkah Ke timur juga kau tuju Ke utara kau pergi Ke selatan pun engkau berlari Musafir, hidupmu bebas tiada ikatan. Musafir, berkelana sepanjang waktu. Musafir, apakah yang engkau cari? Musafir, apakah arti hidupmu? Tiada siang maupun malam Kau pergi sekehendak hatimu Namun ini bukan berarti aku tidak melakukan apa pun untuk kemajuan hidupku, melainkan aku harus menemukan panggilan hidupku.

Jika aku menemukan panggilan hidupku dan melakukan semua rutinitas sehari-hari sesuai dengan panggilan hidup tersebut, itulah makna kehidupan sesungguhnya bagiku. Saya teringat, dulu waktu kecil aku hobi menulis dan menuangkan semua pengalaman hidupku dalam kata-kata. Ini mungkin panggilan hidupku. Maka saya memutuskan untuk lebih rajin menulis di blog ini. Kuluangkan waktu di malam hari untuk menulis apa pun yang ingin kutuliskan. Namun saya tetap merasa ada panggilan hidup yang lebih besar dan mulia daripada sekedar menulis, tetapi untuk sementara saya akan terus menulis sampai kutemukan panggilan hidup yang lebih tinggi tersebut. Demikianlah saya memaknai hidupku saat ini.

By : CatatanKu Ode"LMF"

Berdikari


La Ode Muhamad Fardan 
Jurusan Ilmu Komunikasi_Konsentrasi Jurnalistik_Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik_Universitas Halu Oleo_Kendari(Sulawesi Tenggara_Sultra)

Jiwa Yang Rindu Akan Perubahan di Suatu Hari "Jum'at"

Dihari ini saya mencoba menuliskan sedikit tentang perasaan yang selalu bertentangan dengan perilaku saya sebagai seorang Hamba Tuhan

Hari ini dimana para teman-teman sibuk dengan kegiatan dan pekerjaan mereka,terkadang saya selalu berfikir apakah dalam pekerjaan yang dilakukan ini membuat kita bahagia?? Atau terkadang hanya menjalankan kewjiban sebagai pengembala hidup?? 

Teman-teman yang Ku lihat begitu sibuknya sampai mengabaikan apa yang menjadi tanggung jawab terbesar mereka di hari ini. 

Apakah saya juga seperti mereka yang melalaikan tanggung jawab dihari ini?? Saya selalu berharap agar semua yang saya lakukan akan menjadi Berkah disisi-Nya

Saya Seorang Hamba yang ingin perubahan dari dalam jiwa,Seorang hamba yang masih membutuhkan tuntunan,Seorang hamba yang selalu merindukan kedamaian jiwa 

Ya Tuhan di hari ini izinkalah hamba menjadi seseorang yang indah ketika dipandang, jadikanlah Baju dan Sajadah yang saya kenakan ini menjadi saksi dalam perubahan Ku


Oleh : La Ode Muh Fardan

JurnalKu : Potret Anak Jalanan Sultra

By L.M.F

 "Rendi Anak Jalanan Memperjuangkan Hidup"

Kota Bertakwa_Kota Kendari

Suatu Hari ketika Saya berjalan menuju Pasar Sentral Kota Kendari banyak Anak-anak kecil disuruh orang tua nya mengamen, dengan alasan yang tak jelas. Orang tua melakukan hal itu semata-mata untuk keperluan ekonomi saja dan tidak memikirkan perasaan anak nya.Sebut saja nama anak nya itu Rendi. Anak yang ia suruh dalam mengamen itu merasakan pahit, luka, perih, miris, terhina, tanpa harapan, semua fase kehidupan yang tidak enak sudah ia lewati. Saat ini semuanya berbuah kesuksesan. Segala kata yang menyakitkan, mungkin tak cukup untuk melukiskan penderitaan anak itu. Jangankan sekolah, untuk makan dan bertahan hidup pun harus berjuang dalam keperihan.

Sudah sering Rendi harus rela menerima caci maki yang luar biasa kasar. Tidak terhitung, perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi. Demi sesuap nasi, sering saya menuliskan pekerjaan yang sungguh berat untuk anak-anak ini. Masih banyak lagi hal suram buram yang ia alami sepanjang ia menggelandang di jalanan. Di jalanan yang berlaku bukanlah hukum masyarakat yang penuh aturan dan tatakrama, tetapi hukum rimba yang mengandalkan kekuatan fisik.


Siapa yang kuat, dialah yang menang. Saat itulah ia hanya berusaha untuk menjadi orang kuat dalam versinya demi mempertahankan hidup di jalanan. Pekat dan suramnya kehidupan, sering pula membuat ia ingin mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Seperti sebuah lentera yang ia tidak mengerti dari mana datangnya, adalah pemikiran sederhana dan lugu yang ia miliki. Anak tidak pernah berpikir banyak tentang halangan dan rintangan tersebut Keinginannya hanya satu, bisa makan demi mempertahankan kehidupannya agar terus berjalan. Ia tidak mau mati konyol. Ia merasa harus berjuang dan harus menjadi kuat.Kini, semua halangan, rintangan, penderitaan, kesakitan, kepedihan, luka, air mata, pengorbanan, semuanya telah berubah menjadi lautan hikmah.Semoga kehikmahan ini orang tua selain orang tua rendi bisa memerhatikan anak nya. Anak adalah anugerah dari allah, bukan untuk bekerja seberat itu.

Maka dari itu kita harus beruntung masih punya orang tua yang masih mementingan pendidikan di banding anak jalanan di luar sana. Dan kita harus tetap berjuang untuk meraih kesuksesan demi cita-cita kita. Selain itu kita juga harus bersyukur masih bisa hidup dan tidak merasakan kelaparan seperti rendi, kerena diluar sana banyak yang tidak bisa makan dan minum pun juga susah. Kita harus mensyukuri nya dan tidak boleh menyia-nyiakan pemberian dari allah dan orang tua yang bersusah payah menafkahi kita. Semoga anak jalanan itu lebih di perhatikan lagi oleh pemerintah dan presiden. Biar tidak ada lagi orang tua menyuruh anak nya mengamen, dan anak-anak nya bisa meneruskan pendidikan lebih baik. Supaya menjadi orang sukses Dan meneruskan bangsa Indonesia lebih maju lagi. Hidup anak jalanan. Kesabaran mu dan keteguhanmu semoga di denger, amiiin :) 

Oleh La Ode Muh Fardan
Mahasiswa Jurusan Komunikasi_Konsentrasi Jurnalistik

Potrer Anak Jalanan Sultra

Pentingnya Kaderisasi

Oleh : La Ode Muh Fardan

Dengan terbitnya Tulisan ini adalah dibantu dengan beberapa sumber  !!!

Dalam sebuah organisasi, kita mengenal dengan sebutan kaderisasi. Menurut KBBI, kaderisasi berawal dari kata "kader" yang memiliki makna yaitu,"orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting dalam sebuah organisasi." Dengan demikian , kaderisasi adalah suatu proses dalam membentuk kader-kader baru dalam sebuat organisasi tersebut.

Selain itu, kaderisasi juga menciptakan kader-kader yang mendukung sesuai dengan yang diinginkan, bukan paksaan semata. Maksudnya adalah jangan kita membuat kegiatan kaderisasi yang memang tidak dibutuhkan dalam organisasi tersebut. Contohnya adalah, pada sebuah organisasi atau himpunan yang memiliki tujuan membentuk keterampilan berbahasa asing, tidak perlu melakukan kegiatan panjat tebing atau lari keliling kota karena alasan kaderisasi.

Itulah yang menyebabkan kaderisasi itu menjadi tidak memiliki esensi yang maksimal dan sekedar tradisi konyol. Kaderisasi itu harus memiliki konsep, tujuan, proses, dan hasil yang mampu membuat kader yang mendukung dalam kemajuan organisasi tersebut. Disini, saya akan lebih membahas mengenai kaderisasi untuk kalangan pemuda dalam berorganisasi.

Pola kaderisasi berawal dari sebuah konsep. Konsep itu sendiri haruslah dibutuhkan pendidikan dan ilmu pengetahuan, aktualisasi, serta kesejahteraan baik dari segi jasmani maupun rohani. dengan kebutuhan tersebut, konsep akan menciptakan sesuatu yakni sebuah tugas dalam pembentukan insan akademis seperti yang dipelopori oleh Bung Hatta. Dengan membentuk insan akademis, tentu juga akan membentuk sebuah pengembangan diri, baik dalam soft skill maupun hard skill. Pengembangan diri ini juga untuk menciptakan kemampuan dalam berpikir dan mengkritisi agar dapat menciptakan masa depan yang ideal.

Yang dimaksud dengan masa depan yang ideal adalah pribadi seseorang yang akan datang setelah mengikuti sebuah kaderisasi sehingga tercipta pribadi yang partisipatif, aspiratif, mandiri, beretika, dan non hegemoni.

Dalam kaderisasi, ada dua tokoh didalamnya, yakni orang yang dikader dan orang yang mengkader. Orang yang dikader haruslah mengikuti semua hal yang harus dipenuhi agar dapat menjadi insan kader dari organisasi tersebut. Memang ada beberapa orang yang mungkin tidak ingin mengikuti proses kaderisasi tetapi ingin menjadi seorang anggota baru tersebut.

Apabila ada seorang kader yang merasa sudah menjadi orang yang pantas tanpa perlu ada kaderisasi, sebenarnya akan muncul asumsi dan pertanyaan yang sangat banyak. Asumsi inilah yang menyebabkan orang tersebut akan bingung, apa yang akan dia lakukan setelah menjadi seorang anggota tanpa dia tahu apa yang harus dilakukan. Disinilah peran kaderisasi, selain membentuk kader, juga memberikan petunjuk dan arah para orang yang dikader ini. Itulah tugasnya para pengkader. Mereka harus memberikan kaderisasi yang beresensi sehingga menciptakan insan yang baik. Pengkader harus tahu arah orang-orang yang dikader ini. Untuk itulah, biasanya dalam organisasi memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART).

AD-ART ini adalah selain menjadi sebuah petunjuk dalam membentuk kader dalam sebuah kaderisasi, juga sebagai petunjuk dalam membangun organisasi tersebut. Bisa dibilang, AD-ART seperti UUD dan UU dalam pemerintahan Republik Indonesia.

AD-ART memiliki fungsi harus mengusahakan tujuan pendidikan, membangun jiwa kepemimpinan, memupuk rasa persaudaraan dan kekeluargaan, serta memberikan kontribusi kepada kader-kadernya dalam organisasi tersebut.

AD-ART inilah simbol serta identitas dari organisasi tersebut.dengan AD-ART inilah, terdapat visi serta misi dari organisasi tersebut. AD-ART inilah yang akan membentuk anggota-anggota organisasi yang mandiri, demokratis, cakap, berbudi pekerti, dan bertanggung jawab dalam segala aspke dan dalam sudut pandang organisasi tersebut.

Dalam kaderisasi, AD-ART harus memiliki unsur pembentukan kader didalamnya yang biasa disebut Rancangan Umum Kaderisasi (RUK). RUK inilah pedoman dalam berkaderisasi dalam sebuah anggota yang isinya telah disepakati saat pembentukan AD-ART secara bersamaan, meskipun ada kemungkinan kecil akan dirubah seiring dengan perkembangan zaman.

Dalam RUK ini, terdapat metode-metode dalam penurunan nilai sehingga akan membentuk kader yang baru dalam mengurusi sebuah kaderisasi, sama dengan konsepsi oleh Bung Hatta. Pada RUK, diharapkan pada kaderisasi akan memiliki poin-poin yang harus ada didalamnya, yakni:

Menciptakan Alumni yang Ideal

Kader akan menjadi alumni yang loyal sehingga dapat membantu dalam membangun organisasi saat dia sendiri sudah selesai dalam keanggotaannya maupun kepengurusannya.

Memiliki Visi dan Beretika

Kader akan memiliki visi dalam status keanggotaannya sehingga mampu menciptakan lingkungan yang mendukung dalam mewujudkan tujuan baik untuk dirinya maupun untuk organisasi tersebut serta tetap berpegang teguh pada etika dan moral yang berlaku

Mampu Berpikir Radikal/Bertindak

Kader akan mampu berpikir radikal, dimana mereka akan memiliki keberanian dalam melakukan sesuatu yang bertujuan untuk dirinya maupun organisasi tersebut sehingga kader akan menjadi pelopor dalam suatu pergerakan organisasi tersebut.

Regenarisasi

Kader akan menerima ilmu oleh pengkadernya dalam bidang dan wawasan keorganisasiannya serta juga akan penjadi pemberi ilmu untuk kader-kader baru dalam organisasinya sehingga tujuan organisasi akan terus berlanjut dan berkembang seiring bertambahnya waktu.

Penyusun Tulisan
Oleh : La Ode Muh Fardan,S.I.K

Suara Anak Jalanan Kota Kendari

Oleh La Ode Muh Fardan

Banyak yang berkata bahwa anak jalanan itu sulit diatur, suka merusak fasilitas umum, berkata kasar, bertindak tidak sopan, dan sebagainya. Kita tidak bisa begitu saja menggeneralisasikan seperti itu. saya pribadi , yang terkadang naik angkutan kota atau biasa teman-teman dikendari sebutnya Pete-pete untuk mencapai tujuan saya, pernah bertemu dengan seorang anak jalanan di suatu tempat di Kota Kendari.

Saat itu saya sedang mengantri untuk mengambil kiriman disuatu tempat dan antriannya pun sangat panjang.Seorang bapak yang tidak sabar mencoba memotong barisan. 

Lalu seorang pengemis anak-anak menghampiri bapak itu dan berkata, “Jangan gitu, Pak. Bebek aja antri, kita seharusnya antri juga pak!”. Perkataan anak tersebut langsung membawa senyuman ke setiap pengantri yang mendengar.

Mereka juga masih anak bangsa. Mereka juga punya potensi-potensi besar. Mereka juga butuh kasih sayang dan perhatian. Mereka juga masih memiliki kesadaran akan moral. Dengan dukungan edukasi, mereka masih bisa menjadi penerus-penerus bangsa yang adil dan beradab.

Memang bukan kewajiban kita untuk menampung dan memberikan pendidikan, makanan, rumah, dan kasih sayang pada anak-anak jalanan. Tapi sebagai warga Indonesia terkhususnya Kota Kendari "Kota Bertakwa",kita juga harus turut berpartisipasi dalam mengatasi masalah anak jalanan. 

"Bukan dengan memberikan mereka uang seribu rupiah di pinggir jalan". 

Kita harus lebih sering memberikan sumbangan dana pada lembaga-lembaga yang mengurus masalah anak jalanan, mengadakan acara sosial untuk membantu keluarga-keluarga miskin, dan yang paling penting adalah dengan tidak bersikap acuh dan peduli terhada masalah ini. Jika semua masyarakat melakukan hal ini, saya rasa masalah anak-anak jalanan akan cepat terselesaikan.

"Pak tolong Bantu Kami dengan Pendidikan"

(Suara Mereka di Kota Kendari)

By : L.M.F

Guru Kami adalah Seorang Pahlawan

Oleh : La Ode Muh Fardan

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (Konsentrasi Jurnalistik) Angk : 011
Universitas Halu Oleo(UHO-Kendari)
Sulawesi Tenggara - Sultra

Hingga Terbitnya Tulisan Ini dibantu dengan beberapa sumber.

Guru, seorang yang selalu jadi teladan, yang dianggap sebagai orang tua kedua bagi peserta didik. Bahkan dalam bahasa Jawa memiliki artidigugu lan ditiru. Itulah guru, banyak sekali sebutan untuknya. Bahkan  dalam pengembangan kepribadian anak, ia merupakan  seseorang yang berperan penting  menentukan masa depan anak bangsa ini. Namun terkadang tidak dihargai jerih payah, kesabaran dan pengorbananya sehingga dapat dikatakan sebagai pahlawan tanpa jasa.

Jika mengingat seorang guru berperan penting pada masa depan generasi muda, sudah selayaknya sebelum memutuskan menjadi seorang guru harus diawali dengan niat yang tulus.  Karena dalam praktek belajar mengajar semua tidak bisa berjalan sesuai yang diinginkan.

Setiap muslim memiliki kewajiban berdakwah. Salah satunya dengan media sekolah baik formal maupun informal. Caranya,  mengarahkan anak didik dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Selain itu kewajiban yang terpenting adalah mendidik generasi kita agar berakhlak mulia. Mengapa demikian?

Menurut Imam al-Ghazali, akhlak mulia adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh para utusan Alloh Ta’alayaitu para Nabi dan Rasul sertamerupakan amal para shadiqin. Akhlak yang baik merupakan sebagian dari agama dan hasil sikap sungguh-sungguh dari latihan yang dilakukan oleh para ahli ibadah dan para mutaqin.

Al-Ghazali berpendapat,pendidikan akhlak hendaknya didasarkan atas mujahadah (ketekunan) dan latihan jiwa. Menurutnya, kedua hal itu membebani jiwa dengan amal perbuatan yang ditujukan kepada ahklak yang baik, sebagaimana kata beliau: “Barang siapa yang ingin dirinya mempunyai akhlak pemurah, maka ia harus melatih diri untuk melakukan perbuatan-perbuatan pemurah, yakni dermawan, dan gemar bersedekah. Jika amal dan sedekah dilakukan secara istiqomah, maka akan jadi kebiasaan”.

Hal ini sejalan dengan firman Allah Ta’ala: “... dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik,,,.”

Konsepsi pendidikan modern saat ini sejalan dengan pandangan al-Ghazali tentang pentingnya pembiasaan melakukan suatu perbuatan sebagai suatu metode pembentukan akhlak yang utama. Pandangan al-Ghazali tersebut sesuai dengan pandangan ahli pendidikan Amerika Serikat, John Dewey, yang dikutip oleh Ali Al Jumbulati yangmenyatakan pendidikan moral terbentuk dari proses pendidikan dalam kehidupan dan kegiatan yang dilakukan oleh murid secara terus-menerus.

Subhanallah, begitu besar tanggung jawab seorang guru namun begitu mulia menjadi guru. Maka dari itu jadilah seorang guru yang memiliki sifat dan sikap seperti yang di katakana Imam Ghozali diantaranya yaitu :

1.      Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang terbuka dan tabah

2.  Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQ-nya rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal,

3.      Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta didik,

4.    Memperbaiki sikap peserta didik, dan lemah lembut terhadap peserta didik yang kurang lancar berbicara,

5.      Meninggalkan sifat yang menakutkan bagi peserta didik, terutama pada peserta didik yang belum mengerti atau mengetahui

Insyaallah sikap dan sifat diatas dapat menghantarkan peserta didik agar memiliki akhlakul karimah, bersemangatlah untuk berjihad fi sabilillah insyaallah membawa keselamatan bagi kita semua fiddunya wal akhiroh.  Aamiin

By L.M.F : Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (Konsentrasi Jurnalistik) Angk : 011
Universitas Halu Oleo(UHO-Kendari)
Sulawesi Tenggara - Sultra

Hingga Terbitnya Tulisan diatas dibantu dengan beberapa sumber.

Dibalik Musibah ada Kejutan

Oleh La Ode Muh Fardan

By L.M.F Jurusan Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Jurnalistik_U.H.O _ 11

Hingga Terbitnya Tulisan Ini dibantu dengan beberapa sumber.

Tidak ada manusia yang ingin mendapat musibah. Semuanya akan berusaha keras dan sebaik mungkin agar dapat menolak kehadirannya. Terutama setelah mengalami suatu ujian besar, berbagai usahapun dapat dilakukan untuk menolaknya serupa atau bahkan lainnya. Namun persoalannya, apabila usaha tersebut justru menjadi cobaan baru yang lebih dari sebelumnya.

Pada hakekatnya, manusia terikat dengan takdir Allah, baik maupun buruk. Percaya terhadap takdir merupakan suatu kewajiban bagi manusia. Karena hal tersebut termasuk kedalam rukun iman. “Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Qs. 57:22)

Ibnu Taimiyah rahimahullahketika ditanya apakah rizki yang telah ditakdirkan dapat bertambah atau berkurang, beliau menjawab bahwa takdir rezeki itu ada dua macam, Pertama, takdir rezeki yang Allah tentukan bahwasanya Allah akan memberi rezeki pada hamba sekian dan sekian. Takdir ini tidak mungkin berubah. Kedua, takdir rezeki yangdicatat dan diketahui oleh Malaikat. Ketetapan semacam ini bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan sebab yang dilakukan oleh hamba. Allah akan menyuruh Malaikat untuk mencatat rezeki baginya. Jika ia menjalin hubungan silaturahmi, Allah pun akan menambah rizki baginya.

Sebagaimana takdir rezeki yang pertama, kelahiran, kematian, jodoh, merupakan beberapa contoh takdir Allah yang tidak dapat dirubah. Akan tetapi, menurut beberapa ulama’ cara manusia mati  merupakan takdir yang dapat dirubah, sesuai dengan amal ibadah masing-masing. Sehingga terbagi menjadi dua istilah, yaitu khusnul khotimah dan su’ul khotimah. Meskipun Allah telah mengilmui hal tersebut, jauh sebelum hal tersebut terjadi.

Begitu pula dengan kematian ratusan penumpang pesawat Air Asia QZ8501. Apapun alasannya, kematian mereka merupakan suatu ketetapan yang telah ditentukan Allah dan pasti terjadi. Ketika Allah telah menentukan takdirNya yang tidak dapat dirubah,  apapun usaha manusia untuk menghalanginya tidak akan berhasil. Namun bukan berarti manusia hanya diam saja dan menyalahkan segala keburukan yang terjadi kepada takdir Allah. Sebagai makhluk, manusia tetap berkewajiban berusaha menjauhkan diri dari segala keburukan. Karena sebagaimana pembahasan di atas, cara manusia mati merupakan takdir yang dapat dirubah. Sedangkan setiap manusia normal, biasanya menginginkan akhir hidup yang membahagiakan, bukan akhir yang menjadi musibah.

Merebaknya berita musibah Air Asia, membuat warga sekitar tempat kejadian menjadi resah. Kebanyakan dari mereka merasa khawatir akan muncul musibah-musibah lain yang mengiringinya. Maka beberapa usaha telah dilakukan oleh warga sekitar. Kabar terakhir, untuk menolak musibah lainnya, masyarakat Kaharingan dari Desa Penyambaan, Kabupaten Lamandau dipimpin ketua adat dan perangkat desa setempat, Sabtu (10/1) sore sekitar pukul 16.30 Wib menggelar ritual adat ‘memberi makan’ atau sesaji kepada ‘penunggu laut’ di mana pesawat AirAsia diduga jatuh. Sesaji yang terdiri dari 1 ekor babi, hati babi dan 1 ekor ayam itupun dilarung ke laut lepas dengan diiringi doa-doa yang dipimpin Lacon, Ketua Adat Kaharingan Desa Penyambaan. Lalu bagaimanakah dengan usaha yang seperti ini?

Hukum asal perkara ibadah/ritual adalah haram sampai ada dalil yang memerintahkannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, pasti akan tetolak.” (HR. Muslim). dengan begitu sudah sangat jelas bahwa memberi sesaji seperti yang dilakukan diatas merupakan ibadah yang tertolak dan sia-sia. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan  apabila ritual tersebut bukan hanya dalam taraf bid’ah namun sudah berada dalam taraf syirik.“Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidup dan matiku, semuanya untuk Allah Rabb seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya…” (QS. al-An’aam: 162).  

Syirik adalah suatu kedzoliman yang besar. Maka perbuatan syirik dengan  memberi makan penghuni laut seperti yang dilakukan masyarakat Kaharingan  merupakan musibah yang sangat dahsyat. Bahkan lebih dahsyat daripada jatuhnya pesawat itu sendiri. Bagaimana tidak, kasus tersebut yang hancur hanyalah pesawat. Kematian bagi orang yang beriman hanyalah pintu menuju kenikmatan kubur. Sedangkan musibah aqidah yang dialami masyarakat Kaharingan awal dari kehancuran. Meskipun saat ini mereka baik-baik saja, tapi kelak mereka akan menjemput penyiksaan yang dahsyat untuk selama-lamanya, jika mereka mati dalam keadaan belum bertaubat. Betapa rugi bagi seseorang yang mencoba menolak dana menghindar dari suatu musibah akan tetapi justru mendapat musibah yang lebih besar.

Lalu, jika yang dilakukan masyarakat kaharingan tersebut salah, apa yang bisa kita lakukan unuk menolak musibah dan menghindarkan diri dari keburukan?

Seorang hamba yang ingin selamat dari berbagai macam musibah dan bencana hendaknya hanya berlindung dan berdoa kepada Allah. Karena hanya Allah yang menguasai segala urusan di langit dan di bumi. Dia lah yang menguasai segala manfaat dan madharat. Inilah langkah yang tepat bagi kita sebagai seorang muslim untuk menolak bencana. Do’a yang disertai dengan usaha teknis sebaik mungkin. Usaha kita untuk menyiapkan segala sesuatu sebaik mungkin, mempersiapkan segalanya agar berada dalam taraf aman, kemudian berdo’a kepada Allah agar selalu mendapat perlindungan. Sehingga sekalipun musibah telah menimpa kita, maka dengan sikap sabar dan ikhlas, justru kita dapat menjadikan musibah tersebut menjadi alat untuk mendapat berkah.

By L.M.F Jurusan Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Jurnalistik_U.H.O _ 11

Orang Tua Masa Depan Kita

Oleh : La Ode Muh Fardan

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (Konsentrasi Jurnalistik) Angk : 011
Universitas Halu Oleo(UHO-Kendari)
Sulawesi Tenggara - Sultra

Hingga Terbitnya Tulisan Ini dibantu dengan beberapa sumber.

Istigfar yang bisa kita ucapkan ketika melihat berbagai ’penyimpangan sosial’ yang terjadi di realita masyarakat sekarang.  Yang dapat kita jumpai baik di media elektronik, cetak bahkan secara langsung di depan mata. Mulai dari tindak kriminalitas orang dewasa laki-laki maupun perempuan. Yang lebih nyaris lagi tidak sedikit dari “generasi bangsa” yang melakukannya bila dibanding dengan  penyimpangan sosial orang dewasa. Seperti halnya kasus kriminal anak-anak yang kita ketahui bersama, mulai dari pencurian, konsumsi narkoba, perkelahian antar sekolah, pergaulan bebas, pembunuhan hingga tindakan asusila yang mengakibatkan korban aborsi bertambah dan tentunya masih banyak lagi kasus yang lebih mengerikan.

Realita kriminalitas tersebut, sangatlah mengkhawatirkan nasib generasi bangsa  kedepannya. Apakah pada generasi nantinya akan muncul generasi rabbani yang membuat perubahan lebih baik menuju peradaban Islam, sehingga terciptalah kalimah “Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”.  Suatu negara lebih baik dan dibawah naungan ridho, ampunan serta perlindungan-Nya, sehingga kehidupan masyarakat menjadi aman,tentram, damai, atau”gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja” (sejahtera) istilahnya  orang jawa.

Tapi apakah sebaliknya berubah menjadi generasi perusak masa depan, yang mayoritas mengikuti langkah-langkah syaitan sehingga mengundang datangnya adzab dari Alloh Ta’ala. Sebagaimana kalamulloh dalam Qs.Ar Rum ayat 41 yang artinya: “ Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Alloh menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).”

Ayat ini,  menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi karena ulah manusia sendiri.  Mereka melakukan pelanggaran, peperangan di luar koridor syariat Allah. Dalam peperangan itu manusia membunuh lainnya yang Allah Swt lindungi hak hidupnya. Bahkan merusak segala tatanan alam , sedikitnya syariat Allah Swt yang dijalankan kaum tersebut.

Bimbinglah

Saudaraku,  banyak penyimpangan dari masa ke masa yang dilakukan ‘generasi bangsatanpa ada henti-hentinya. Berbagai solusi sudah dilakukan untuk meminimalisir penyimpangan tersebut, namun tidak pernah bisa menghentikannya. Maka disinilah tugas besar dan letak sebenarnya  urgensi orang tua dan guru  yang harus prihatin karena memikirkan bagaimana masa depan putra-putri kita menjadi generasi Rabbani, yang dapat membawa rahmatan lil’alamin. Sebagaimana pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri, sehingga kita sebenarnya sebagai orang tua dapat mudah menerapkan fungsi manajemen yang di singkat dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) kepada anak kita sepenuhnya. Sehingga dengan menerapkan methode ini, kita dapat mengatur masa depan anak yang lebih baik. Dengan mengawali fungsi manajemen yang pertama planning (perencanaan), dimana orang tua sudah harus mempunyai rencana yang matang, terkait gambaran kearah manakah masa depan putra-putrinya, yang akan dicapai nanti. Mulai darimenetapkan segala peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan, bagaimana cara melakukannya, kapan dan di mana dilakukan, serta apa saja yang dibutuhkan agar tercapai tujuan dengan maksimal.

Lebih ringkasnya perencanaan ini, niatnya sendiri kemudian menyiapkan semua kebutuhan anaknya yang akan dicapai. Contoh kecilnya, ada orang tuamenyekolahkan anaknya di SD Integral Lukman AL-Hakim Surabaya, karena sebelumnya ia merencanakan masa depan anaknya nanti menjadi seorang guru. Maka dari sejak kecil ia harus di didik, dengan memasukkan anaknya di lembaga pendidikan formal dan nonformal, agar menjadi anak yang cerdas dan terampil.

 Yang kedua dengan organizing (pengorganisasian), ini lanjutan dari fungsi perencanaan, dimana terjalin hubungan kerja sama antara orang tua dan anaknya dalam rangka  untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberikan motivasi berupa pendekatan kasih sayang secara istiqomah, terhadap perkembangan belajar anak. Anak diberikan haknya, kemudian orang tua juga  memberikan kewajiban terhadap anaknya. Sehingga terciptalah kerja sama yang baik dalam mencapai tujuan yanglebih efektif dan efisien karena dikerjakan bersama-sama.

Contoh , setelah anak masuk dalam lembaga pendidikan formal dan nonformal,  orang tua tidak boleh melepaskan dan menghandalkan sepenuhnya pada lembaga tersebut saja, namun partisipasi orang tua juga di utamakan untuk mengetahui perkembangan belajarnya.

Yang ketiga dengan actuating (penggerakan), berfungsi untuk merealisasikan hasil dari perencanaan dan pengorganisasian yang sudah dilakukan. Dimana orang tua harus lebih fokus untuk lebih dekat lagi dengan anak  guna mengarahkan, memotivasi, membimbing kemudian menggerakkan anak untuk aktif agar bersungguh-sungguh menjalankan apa yang menjadi kewajibannya (Belajar) sehingga tujuan dari perencanaan awalnya dapat tercapai dengan efektif. Fungsi penggerakan ini, harus dilaksanakan semaksimalnya oleh orang tua hingga anaknya dapat memulai aktifitas belajar sampai tuntas. Karena pada fungsi penggerakan ini, sangat penting untuk menentukan hasil belajarnya baik dari lembaga formal dan nonformal. Jadi tidak salah, apabila orang tua menekankan pada anaknya untuk melaksanakan kewajibannya (Belajar) terlebih dahulu, daripada melakukan hal yang tidak terlalu penting untuk masa depannya.

Yang keempat dengancontrolling (pengawasan), merupakan bentuk kegiatan mengamati ,mengukur segala aktifitas yang dilakukan anak dan melihat pencapaian hasil dengan membandingkan standar yang di rencanakan sebelumnya.

Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sukses tidaknya kegiatan rumah tangga didasarkan pada sistem manajemen yang baik, teratur dan terarah. POAC (planning, organizing, actuating dan controlling) dapat membantu kita dalam membina rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Selain itu juga perlu adanya komitmen yang tinggi seluruh anggota keluarga untuk mewujudkan visi misi keluarga kita. Perlu diingat, dalam perahu rumah tangga hanya ada satu nakhoda yaitu suami. Istri hanyalah sebagai partner dan asisten untuk membantu terlaksananya tujuan rumah tangga. Kerjasama kedua belah pihak inilah yang nantinya akan menentukan arah rumah tangga yang akan dituju.

By L.M.F : Jurusan Ilmu Komunikasi (Konsentrasi Jurnalistik) Angk : 011
Universitas Halu Oleo(UHO-Kendari)
Sulawesi Tenggara - Sultra

Kamis, 19 Mei 2016

Terkadang Terlupakan Kewajiban Seorang Pemimpin

Seruan Anak Jalanan Kampus

Kenapa orang yang diatas merasa dirinya yang paling tinggi, paling hebat dan sok cool,. Lupa sama dirinya yang dulu,. Seandanya pemimpin seperti itu semua apa jadinya,.??? hemmmm realy,.??
dan tak disangka- sangka memang itu udah jadi realita yang meglobal dalam hidup ini, pernahkan kalian , terdesak memikirkan pemimpin yang tepat utuk masyarakat kita  kedepan,, mungkin difikir- fikir dan difikir- fikir ujung- ujungnya uang pun beraksi, money politik. Apa terus jadinya bangsa kita kalau semua dinilai dengan uang? Harga diri pun terjual karna uang,. Woow Tragis,. Begitu dunia kita ment,. !  
Berkata uang,.uang dan uang menjadikan orang lupa dengan segalanya,. Kata anak muda sekarang bahasa gaulnya ‘’ meriang _Merindukan Uang” Apalagi kalau dibagikan secara Cuma- Cuma,. hEMmm . Matapun seakan enggan untuk tertutup. :-D
"Pada dasarnya jiwa kepemimpinan dimilki oleh setiap diri manusia"
Setidaknya dirasakan manakala seseorang melewati suatu proses merencanakan dan menetapkan suatu keputusan guna merealisasikan tujuan hidupnya, namun dalam mengaktualisasikan kepemimpinan itu sendiri sering sekali manusia dihadapkan pada berbagai problematika hidup silih berganti, tidak sedikit persoalan muncul hanya disebabkan kesalahan dalam bertindak dan keliru mempersepsikan sesuatu, untuk menghindarinya menjadi penting faktor pengendali diri, salah satunya adalah dengan mempedomani nilai-nilai etika dan moralitas dalam kehidupan, jadi kepemimpinan dengan etika dan moralitas merupakan satu kesatuan yang sangat erat.
Apalagi dalam suatu organisasi dikalangan mahasiswa akan ditemukan beberapa unsur yakni visi-misi, tujuan dan program kerja, struktur organisasi, kode etik organisasi, hubungan antarlini organisasi, individu-individu, kepemimpinan, dan dinamika organisasi.
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan organisasi sangat tergantung kepada pemimpin dan orang-orang yang berada di sekitar pemimpin. Seorang pemimpin yang sukses apabila ia mampu menggerakkan sejumlah orang dalam mencapai tujuan organisasi.

Syair : Untuk Dewa Kampanye

By L.M.F

Banyak sudah gambar terpampang di sepanjang  jalan

Bunga-bunga  harapan  ditawarkan

Ada tersurat di hati , ada yang hanya di lisan

Dari kota hingga di pedesaan

Sengatan mentari dan lebatnya hujan terabaikan

Sorak sorai  kadang membuat macet jalanan

Ada yang kadang arif, kadang menjilat

Pesta besar hajatan nasional

Berkumpul dan bersemangat  seakan lupa hutang

Janji harapan lebih  manis dari gula-gula ditawarkan

Rayuan –rayuan  terlontar dengan senyum ramah  mengesan

Banyak sudah terbuai dalam angan

Sang tokoh maju ke depan dengan tegap menatap seakan terharu

Hidup ! hidup ! hidup !Partai anu !

Kakek dan nenek  menggandeng  cucu

Berdesakan , bertanya kepada Sang tokoh itu

Apa yang perlu tahu ?

Siapa yang tahu perlu ?

Adu masa di jalanan

Atau adu program  perjuangan ?

Hidup ! hidup ! hidup !Partai anu !

Apakah partai hidup itu perlu ?

Atau anggota partai yang bermutu ?

Agar rakyat tak terbuai janji palsu.

Oleh : Muh Fardan

Syair :Untuk Mu Daerah Ku

By fardan ode

Duduk berbaris menanti panggilan

Berbincang tentang pengalaman

Tentang kebangsaan dan kenegaraan

Bagaikan seorang pakar  sepanjang zaman

Petugas bergegas

Sumpah pasti sudah tegas

Panitia, saksi-saksi mulai bertugas

Agar acara cepat tuntas

Seorang dapat panggilan

Berdiri senang bukan kepalang

Ambil gambar masuk bilik

Di tatapnya tak ada yang melirik

Paku hendak ditusukan

Tatap jelas program perjuangan

Tatap jelas  mutu calon anggota perwakilan

Menentukan nasib lima tahun kedepan

Merasa gagah dan perkasa

Tatkala dalam bilik suara

Diri punya wibawa

Aku pemilik negara

Dengan senyum puas perasaannya

Tatkala keluar dari bilik suara

Merasa diri telah berguna

Ikut menegakkan bangsa dan negara

Meninggalkan tempat dengan bangga

Ada yang bertanya

Apa pilihannya

Itu rahasia.

Syair : Harapan Rakyat

By La Ode Muh Fardan

Lihat...

Banyak rakyat melarat

Yang tinggal menunggu malaikat

Yang datang dari akhirat

Dengarlah suara rakyat

Semua pejabat

Yang hanya melihat

Dan tanpa berbuat

Ku ingin mereka merasakan

Perih, pahitnya rakyat rasakan

Di mana keadilan

Di mana kah kejujuran

Seperti surat yang tak terbalas

Rakyat yang tertindas

Mahalnya harga beras

Pergaulan hidup yang keras

Dimana kah pemimpin kita

Katanya setia

Hanya janji palsu saja

Yang dia beri untuk mereka

Katanya peduli

Tapi mana. Apa yang terjadi

Rakyat pada mati

Apa aku tidak frustasi

Pemimpin yang bergelimangan harta

Keliling dunia pakai uang negara

Semua selalu ada bagi mereka

Rakyat hanya berharap percuma

Lihat lah dulu kami

Rakyat kecil yang menunggu janji

Dari para petinggi

Yang melupakan kami

Kenapa kenapa dan kenapa

Apa salah dan dosa mereka

Mereka menjadi hina

Mereka tidak terjama tangan negara

Mereka hanya berdoa

Menunggu semua

terkabulnya doa mereka

yang tak terjama

Tuhan kabuli

Permintaan rakyat negara ini

Derita Rakyat Bagian dari Kemiskinan

By L.M.F

Pasca-1998 lumrah beredar ”kisah sukses” orang-orang yang mendadak jadi politikus dan masuk komunitas elite, lalu kaya dalam semalam.Segelintir anggota partai yang menang pemilihan umum juga menikmati keberuntungan mengisi pos-pos dalam struktur pemerintahan.Beberapa di antaranya mengalami kemujuran finansial yang serupa dengan rekan-rekan mereka di parlemen.

Tak begitu lama setelah deru dan debu gerakan reformasi mahasiswa lenyap, media massa menerbitkan kisah orang-orang yang sebelumnya hidup pas-pasan—bahkan tak memiliki alamat tetap, tanpa akses ke pusaran kekuasaan—tiba-tiba harus belajar etiket berbusana formal: jas plus dasi. Juga mulai kenal perangkat komunikasi canggih yang menyuguhkan kenyamanan, sekaligus membuka pintu ke dunia hedonistis.

Kegiatan sidang parlemen dan keharusan tampil formal di muka umum membuat mereka selalu necis.Fasilitas dan berbagai tunjangan jabatan menciptakan kondisi serba ada bagi mereka. Kehadiran staf, asisten, sekretaris, ajudan—apa pun istilahnya—melengkapkan rasa dilayani dalam segala hal. Daftar relasi bertambah dengan nama-nama pebisnis besar yang acap kali murah hati menawarkan aneka kesenangan pribadi.Imbalannya hanya suara dalam pembahasan RUU atau tender proyek negara.

Kini mata pena mereka sangat sakti, Tanda tangan maupun perkongsian gelap yang lazim dibentuk di hotel-hotel mendatangkan keuntungan yang lebih besar lagi.Makin komplit kenikmatan yang bisa direguk.

Kewajiban menyerahkan laporan harta kekayaan kepada pejabat publik dan wakil rakyat tak efektif untuk menginspirasikan kejujuran.Rakyat pun lantas menyaksikan perilaku buruk kelas sosial baru yang gemar pamer mobil dan retorika sembari korupsi gila-gilaan.

Padahal, angin segar sempat kita rasakan setelah 21 Mei 1998. Satu-dua tahun pertama, para pegawai di berbagai instansi pemerintah tampak sungkan menarik pungutan liar di loket-loket pelayanan publik.Heroisme mahasiswa selama 1997–1998 membuat banyak PNS tiarap.Ada kecenderungan jajaran bawah birokrasi siap berubah jadi efisien dan bersih.

Kala itu, yang ditunggu hanyalah kehadiran pemimpin yang teguh menunaikan amanat reformasi dan membawa bahtera negara ke kondisi yang lebih baik.Untuk tahap pertama, pada dasarnya, rakyat tak menuntut banyak kecuali terselenggaranya pelayanan administratif yang bersih dari pungli agar biaya hidup dan usaha tak jadi mahal.

Api reformasi meredup

Tak disangka, kobaran api reformasi meredup, bahkan arang kayunya mendingin dengan lekas. Para tokoh gerakan reformasi yang sukses menyokong mahasiswa menumbangkan Soeharto tak mampu melawan pembusukan di lembaga legislatif.Juga di eksekutif dan yudikatif.

Tak lama kemudian, halaman muka surat kabar dipenuhi wajah para pejabat dan wakil rakyat yang tertangkap basah menyelewengkan amanat. Ada yang menerima uang suap, ada pula yang jadi aktor video porno dalam format telepon seluler.Berita tentang ijazah dan gelar palsu menambah fakta memalukan.

Sejak dibentuk, Komisi Pemberantasan Korupsi menggelandang banyak petinggi negeri dan selebritas politik sebagai koruptor.Hampir 14 tahun berlalu sejak robohnya Orde Baru, KPK justru bertambah sibuk.

Tempaan hidup prihatin tak membuat para pejabat negara dan politikus tangguh melawan godaan saat kunci kas negara tergenggam di tangan.Kolega mereka yang lebih dulu kaya berkat jabatan publik maupun politis sebelumnya justru makin giat memperbesar kapital.Akibatnya, kesiapan PNS level menengah ke bawah untuk bekerja jujur serta menjunjung hukum dan etika ditelantarkan.Maka, lewatlah momentum emas bagi pemerintahan yang bersih.

Sekarang kita memikul akibat dari pemberangusan budaya yang dilakukan secara sistematis oleh rezim Orde Baru.Budaya malu tak menghiasi jati diri kita. Budaya kerja tak disertai watak jujur dan penghargaan pada proses. Hipokrisi dan aji mumpung mewarnai segala urusan.Premanisme dalam bisnis dan politik jadi borok yang justru dinikmati para penyandangnya.Borok itu menginfeksi budaya luhur yang seharusnya kita usung.

Mereka yang mestinya memperbaiki sistem malah ditelan pusaran.Tiada inspirasi yang terbetik dari pengorbanan para martir dalam gerakan mahasiswa 1998.Kian hari kian mencolok pemanjaan diri yang mengarah ke hedonisme amoral.Mereka tahu pahitnya kemiskinan, tetapi tiada kemauan untuk menyejahterakan rakyat jelata selagi otoritas ada di tangan.

"Di mana ada masyarakat, di sana ada hukum. Sewajarnya, para penyelenggara negara mewaspadai ungkapan ini, tetapi mereka terlalu sibuk memuaskan dendam pribadi terhadap kondisi marjinal yang pernah mereka alami secara membabi buta".

Oleh : L.M.F ||Jurnal_45||

Rabu, 18 Mei 2016

Akan Teringat pada-Nya Sebuah Kehidupan Malam

By : L.M.F

Kehidupan Malam dengan Shalat Tahajud


Pergantian siang dan malam adalah peristiwa alam yang diciptakan oleh sang ilahi. Semua manusia telah mengetahui. Namun hanya sedikit sekali yang mau mengamati. Banyak yang mengamati, tapi sangat sedikit yang peka dan mau mengungkap hal kecil yang masih tersembunyi. Saya ingin bertanya, saat pertama kali Anda membuka mata dan terbangun dari tidur malam Anda, Apa yang Anda ucapkan pertama kali..? Anda mengatakan : ‘Alhamdulillah’. Apa justru mengatakan :“Astagfirullah haladzim”….?

Saya yakin, Anda yang berhasil bangun malam dan melaksanakan shalat malam akan mengucapkan : ‘Alhamdulillah…’ Dan bagi Anda yang bangun kesiangan, bahkan tidak menunaikan shalat Subuh akan mengatakan: ‘Astagfirullah haladzim..

Ya. Itulah sepenggal kata yang sering kita ucapkan. Dari pertama Kita bangun tidur sudah menunjukkan kesuksesan Kita. Kita yang berusaha mengatur dan menyisihkan sepenggal dari waktu malam untuk melaksanakan shalat Tahajud akan lebih SIAP..!! untuk menjalani aktivitas pada pagi harinya. Lain halnya dengan orang yang terlalu banyak tidur, maka ia pun justru akan lemas untuk menjalani aktivitas pada pagi harinya.

Dalam kitab Al- Madkhal, Ibnul Haaj, disebutkan bahwa: “Shalat Tahajud dapat menyinari hati, sehingga wajah selalu terlihat cerah. Dan dapat menghilangkan rasa malas, serta menumbuhkan kemauan keras”. Inilah yang akan membangkitkan diri kita. Rasa keragu- raguan akan terkubur, menjadi sikap penuh keyakinan. Rasa malas akan tenggelam, menjadi jiwa yang penuh semangat. Dan rasa putus asa akan hancur, berubah menjadi kemauan keras dan pantang menyerah yang luar biasa.

Mari buka mata, buka hati, dan buka pikiran lebih dalam… Sebenarnya tidur malam tidak ditentukan oleh kuantitias (berapa banyak waktu yang digunakan), tapi tergantung dari KUALITAS (kemampuan kita dalam memanagement tidur agar optimal dan maximal). Tahukah Anda..? bahwa tubuh manusia terdiri dari air sebanyak 75%. Air yang diam maka akan cepat kotor dan berlumut. Namun air yang selalu bergerak akan senantiasa bersih dan menyehatkan. Sama halnya dengan manusia, jika kita terlalu banyak tidur (diam) setiap harinya, maka tubuh kita pun justru akan menjadi lemah dan kurang bergairah.

Disebutkan pula dalam hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Setan mengikat tengkuk leher salah seorang dari kalian jika ia tidur, dengan 3 ikatan. Setan menepuk setiap ikatan dengan berkata (kepada orang yang bersangkutan) : ‘Engkau masih punya malam panjang, karena itu tidurlah.’ Jika orang tersebut bangun, lalu dzikir kepada Allah, maka 1 ikatan terlepas. Jika orang tersebut berwudhu, maka 1 ikatan terlepas.

Jika orang tersebut shalat, maka ikatan terakhir terlepas, lalu pada pagi harinya orang tersebut akan berada dalam kondisi prima dan berjiwa baik. Jika ia tidak melakukan itu semua (tidak dzikir, wudhu, dan shalat) maka pada pagi hari, ia berjiwa buruk dan malas.” (HR Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad).

Itulah sebab mengapa saat kita bangun pagi kadang kita merasa lemas dan belum siap menjalani hari yang baru. Jika kita tidur malam karena alasan rasa lelah dalam MENGEJAR urusan- urusan dunia pada siang harinya, maka saya yakin tidur Anda tidak akan maximal. Karena Anda tidur dengan membawa beraneka ragam urusan duniawi dan permasalahan yang sedang Anda alami. Namun jika Anda tidur malam dengan NIAT agar bisa bangun untuk melaksanakan shalat malam, saya yakin Anda akan tidur dengan optimal walaupun hanya beberapa jam.

Tidurlah dengan penuh ketenangan dan kenyamanan. Serahkan semua urusan, kegelisahan dan permasalahan yang sedang Kita alami pada Allah swt. Pasrahkan diri dan hati Kita padaNya. Kemudian bangunlah pada 1/3 malam untuk menghimpun kekuatan dengan berdoa kepadaNya dan meluapkan semua kegelisahan yang Kita rasakan. Rasa lelah dapat dikalahkan oleh rasa cinta. Sebagaimana kecintaan dan ketulusan hati kita untuk menyisihkan sepenggal dari waktu malam agar bisa sujud kepadaNya.

’Detik- detik penghujung malam adalah waktu yang sangat BERHARGA. Ia bahkan tidak bisa ditebus dengan perjuangan tetesan keringat pada siang hari. Abu Sulaiman berkata : “Jika bukan karena malam, aku tidak suka untuk tinggal di Dunia ini”. Fudhail bin Iyadh berucap: Bila matahari terbenam, aku senang dengan kegelapan, karena aku dapat berkhalwat (bersunyi diri) dengan Rabbku. Namun bila matahari merekah, aku begitu sedih, karena banyak orang- orang masuk menemuiku.

Rasulullah pun bersabda : “Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu (saat) yang tidaklah seorang muslim meminta (kepada) Allah kebaikan dari perkara dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu tersebut, melainkan Allah swt memberinya, dan yang demikian itu adalah setiap malam (HR. Muslim).

Lantas, bagaimana dengan Anda..?Sudahkan Anda memanegement kehidupan malam Anda dengan melakukan sesuatu yang berarti..?? Dan masihkah Anda terlalu memikirkan kegelisahan yang sedang Anda alami..?. Yakinlah, bahwa kegelisahan yang Anda alami begitu kecil di hadapan Allah yang Maha BESAR. Ibarat sebutir debu di hamparan padang pasir yang sangat luas. Lalu untuk apa Anda membesar- besarkan kegelisahan Anda..??

“Hai orang- orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153).


Oleh : La Ode Muh Fardan ||L.M.F||

Harapan Yang Tak Sesuai Kenyataan _ By : L.M.F

Harapan Yang Tak Sesuai Kenyataan _ By : L.M.F

Kehidupan selalu mengalir seperti sungai diantara dua tepian. Alirannya mengalir begitu deras melewati bebatuan terjal dan air terjun yang bergelora. Lalu sang sungai perlahan- lahan melebar dan meluas, hingga tepiannya semakin menjauh serta air yang mengalir lebih tenang dan akhirnya menuju ke lautan yang luas.

Itulah perjalanan hidup kita. Rangkaian kegagalan dan kesuksesan, penderitaan dan kebahagiaan. Semuanya selalu mengalir beriringan dan merupakan rangkaian peristiwa dalam setiap episode kehidupan yang terus mengalir, sampai akhirnya bertemu dengan muara kehidupan (menghadap Allah swt).

Dalam menempuh perjalanan hidup, manusia tidak akan pernah luput dari kemenangan dan kekalahan. Kebahagiaan dan kesedihan. Semuanya silih berganti bagaikan roda kehidupan yang selalu berputar, kadang berada di atas dan kadang di bawah. Namun jika kita menjalani hidup ini dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan penuh rasa syukur, maka kita tidak akan pernah mengalami SAAT DI BAWAH, karena kita akan tetap merasa senang dan nyaman dimanapun posisi kita berada.

Jalanilah hidup ini seperti air yang terus mengalir melewati bebatuan yang terjal dan mengarungi air terjun yang bergelora. Tidak selamanya kemenangan itu indah dan tidak selamanya pula kekalahan itu menyedihkan. Saat kita menang, namun kemenangan itu justru membawa kita pada kesombongan. Maka sesungguhnya kita berada dalam KEKALAHAN YANG LUAR BIASA. Begitu pula sebaliknya, saat kita sedang kalah namun kita mempunyai semangat yang tinggi untuk bangkit, maka pada saat itu pula kita telah menjadi PEMENANG YANG SEBENARNYA.

Banyak hal yang kelihatan begitu indah dan semuanya telah kita rencanakan. Namun kadang rencana itu sama sekali tidak ada yang terwujud. “Saat HARAPAN tidak sesuai dengan KENYATAAN”. Karena Allah tahu, bahwa itu bukanlah yang terbaik untuk kita, kemudian Ia mengganti rencana kita dengan rencanaNya yang jauh lebih sempurna. Allah pun berfirman: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Al Baqarah 216).

Kita pun akan tersenyum dan menyadari, bahwa ternyata kegagalan dan kesalahan yang pernah kita lakukan pada masa lalu menjadi mutiara pelajaran yang sangat berharga sebagai bekal dalam mengarungi masa depan. Adanya kegagalan dan cobaan yang menghadang bukan untuk membuat kita berpaling dariNya. Namun untuk lebih mendekatkan diri kita kepadaNya. Karena Allah rindu dengan doa orang- orang yang beriman. Rosulullah pun bersabda: Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi).

Adanya rasa khawatir dan cemas bukan untuk membuat kita menjadi orang- orang yang penakut dan mudah menyerah, tapi untuk membuat kita menjadi orang- orang yang selalu SIAP dan WASPADA dengan perbuatan yang akan kita lakukan. Hidup adalah anugrah terindah. Sungguh begitu banyak waktu yang terbuang apabila kita hanya mengeluh, bersedih, dan larut dalam keterpurukan. “After a storm comes a calm”. Badai pastilah berlalu, Yakinlah bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan atau jalan keluar yang begitu dekat. Allah pun berfirman: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6).

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang- orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang- orang yang beriman”. (Q.S AliImran: 139). “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Q.S Yusuf: 87)

Oleh sebab itu, apapun yang terjadi kita harus yakin bahwa itu hanyalah salah satu sisi dari kehidupan. Dengan diimbangi sikap untuk selalu BERBENAH DIRI dan senantiasa BERUSAHA serta BERDOA, maka kita pasti akan mendapatkan yang terbaik. Segala sesuatu itu ada masanya. Ada saat dimana kita harus berusaha keras untuk ‘menanam’, dan akan tiba pula saat bagi kita untuk ‘memetik’ jerih payah yang telah kita lakukan.

Marilah kita terus berbenah dan berbenah untuk mempersembahkan apa yang TERBAIK dalam hidup ini. Dengan kemuliaan hati dan semangat pantang menyerah, dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Selama Allah tetap menjadi “JUST THE ONE GOAL”, maka kita pasti akan selalu berada dalam ketenangan dan kebahagiaan. Seperti doa yang sering kita panjatkan, “Bahagia Dunia Akhirat”.

Lantas, Bagaimana dengan Anda..? Masihkah Anda meratapi setiap cobaan yang Allah berikan..? Dan sudahkah Anda bangkit dari keterpurukan setelah Anda gagal melakukan Apa yang terbaik dalam hidup ini.? “Hai orang- orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat,sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153). "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal (Q.S At Taubah: 129).

Oleh : La Ode Muh Fardan ||L.M.F||

SuaraKu adalah Sauara Mereka

Ketika Saya Ingin Berbicara :

Oleh La Ode Muh Fardan

Ketika membicarakan tentang pemerintahan kita saat ini memang tak akan ada ujungnya, solusi yang terus dijalankan pun tak ada hasilnya. saat ini memang perlahan para penjahat negara sudah terbukti mereka maling, korupsi, mengambil uang rakyat. yang saya herakan disini, apakah diantara mereka tak takut akan adanya Allah yang menciptakan kita semua ? kita bagaikan benda kecil dimata Allah yang tidak ada apa apanya. ya pastinya dengan uang dan uang mereka lupa siapa dia, lupa segalanya. seakan letih melihat sekitar kita dengan kemiskinan, sedangkan para pejabat yang hanya sekedar mengurus negara, wakil dari rakyat mereka hidup mewah, bergelimang harta, segalanya dapat mereka dapatkan hanya dengan sekejap, tak peduli berapa rupiah yang dikeluarkan. tetapi mengapa mereka tak iba melihat saudara kita diluar sana yang untuk sekedar makan, hidup yang layak saja susah, apalagi pendidikan. negara ini tak akan maju jika hanya para maling keuangan negara hanya dihukum yang rendah, tidak setimpal, jauh dari harapan. hukum negara kita masih lemah, dosogok uang sedikit saja bisa bebas. apalagi yang punya hubungan negara, dengan maksut misal anak seorang pejabat menabrak mobil atau melanggar hukum, ya saya yakin sekali akan dihukum yang enteng. dimana keadila negara kita yang katanya indah ini ?

Jauh dari harapan, perlahan semua kerabat pejabat negara tertangkap dan terbongkar. ya mungkin itu lagi sial saja, jika diurus secara berurut saya yakin semua pejabat negara pernah mendapat suap. korupsi sangat banyak di dapat dari partai politik.

Partai adalah sumber korupsi menurut saya. bahkan saat ini, sudah banyak yang ketangkap basah memang dia korupsi, jika diusut lebih dalam bahkan mungkin presiden kita pun akan kena, karna banyak yang melindungi ya jadi tak bisa tertangkap, lebh lagi dia presiden kita. rakyat kecil seperti kami ini, tak bisa berbuat apa apa, sudah terlalu letih dengan ulah pejabat yang hanya mencuri uang negara. sudah terlalu bosan membahas kerumitan negara ini, maling saja dinegara kita ini dilindungi, bagaimana mau terselesaikan, harapan ini hanya sekedar harapan saja, agar negara bisa lebih tegak akan hukum, hukum mati yang terbukti korupsi bahkan penggal, agar semua takut dengan ini.

Jika hukum masih lemah juga, tak heran negara kita bisa jadi negara termiskin yang hanya bisa meminjam uang negara lain, menerima barang beks tak bisa menciptakan, karena apa ? dinegara kita orang pintar tidak dihargai, tak dipakai, seperti atlet yang telah membawa nama negara kita dulu saja skarang miskin hidupnya, mana bukti terima kash negara ini, selain itu contoh lain adalah bj.habibi, beliau orang pintar, tetapi dinegara kita tidak dihargai, tak dipakai, tetapi jangan salah, sebaliknya, diluar negri beliau dihargai karena kepintarannya bisa membuat pesawat, beliau tinggal di Jerman semuaya dengan biaya kuliah gratis untuk anaknya.

Secara tak langsung Indonesia telah kehilangan dirinya, yang seharusnya kita pertahakan agar bisa menciptakan karya lain bukan hanya punya mental membeli, tetapi bagaimana kita bisa membuat atau menciptakan. jangan hanya mengadalkan uang, tapi bagaimana kecerdasan dapat berguna untuk mencuptakan sesuatu.

Oleh : L.M.F