Selasa, 17 Mei 2016

Kemerdekaan Buah Kristal Juang Kami

Cretive by fardan ode
Dalam Syair Ku Merintih Ketakutan

Yang indah hanyalah sementara
Yang abadi hanya kenangan
Yang ikhlas hanya dari hati
Yang tulus adalah dari sanubari
Bukan mudah mencari yang hilang
Bukan mudah mengejar impian…
Namun jauh lebih susah
Adalah mempertahankan yang ada
Karena yang tergenggam bisa terlepas
Yang terikat terkadang membelenggu
Bak kata pepatah, jika tidak dapat memiliki
Apa yang dicintai
Maka, cintailah apa yang kau miliki

SIAPA YANG PANTAS ATAS RAKYAT

Orang pertama:
Inilah aku…
Yang akan menduduki singgasana rakyat
Tiada yang mampu kecuali aku…
Semua akan berjalan atas kehendakku…
Karena aku yang berkuasa dan berharta…

Orang kedua:
Tidak mungkin…
Rakyat tak membutuhkan orang yang berharta..
Rakyat hanya butuh seorang pendidik..
Dan hanya aku yang bisa mendidik…
Tiada orang yang bisa menduduki kursi itu,
Jika memang tanpa pendidikan dari itu…
Menjauhlah…
Jauh-jauh dari kursiku…
Kau tak pantas mendudukinya
Karena rakyat hanya membutuhkan aku..

Orang ketiga:
Sombong kalian…
Negara ini adalah negara ketuhanan..
Semua berjalan atas izin dan syariat Tuhan
Harta maupun ilmu..
Tak cukup untuk menduduki singgasana rakyat..
Biarlah aku, dan ikutlah bersamaku…
Akan ku pimpin rakyat dengan syariat
Dan petunjuk Tuhan…

Orang keempat:
Wahai kalian para pencari kedudukan.
Rakyat tak perlu kalian yang berharta..
Rakyat tak perlu kalian yang berilmu..
Dan rakyat tak cukup di pimpin dengan syariat Tuhanmu…
Lihatlah diriku..
Setiap hari mencari nafkah dari bus ke bus..
Mengharapkan rizki yang diturunkan Tuhan..
Ratusan bus telah ku telapaki demi sesuap nasi..
Hatiku pun merintih, melihat anak istri..
Mengharap aku kembali dengan membawa nasi..
Aku sedih…
Melihat negara ini..
Yang selalu menelantarkan kaum-kaum seperti kami
Cukupkah kalian memimpin dengan hartamu?
Cukupkah kalian memimpin dengan ilmumu?
Cukupkah kalian memimpin dengan syariat Tuhanmu?
Jika tetap menelantarkan kaumku!
Bolehlah harta, ilmu, dan syariat Tuhanmu memimpin kami..
Tapi rakyat hanya butuh pemimpin dari golongan kami…

RINDU PEMERINTAH

Wahai pemerintah…
Kau telah menaungi aku dengan sistem pemerintahanmu
Kau memberikan aku kebebasan berjalan
Kau memberikan aku kebebasan berpendapat
Kau seakan-akan menjadi penolong bagi kami
Akan tetapi mengapa?
Mengapa dan mengapa?
Kau membodohi kami dengan janji-janjimu
Kau melantarkan kami dengan ucapan manismu
Kau menjadikan kami seakan-akan seekor anjing, yang dapat dibohongi
Dengan sistem pemerintahanmu
Dimana hati nuranimu wahai pemimpinku
Apakah aku harus menangis didepanmu
Bersujud dibawah telapak kakimu
Meminta belas kasihmu
Dimana… dimana…
Dimana perasaanmu?
Apakah ini yang namanya manusia yang punya hati nurani
Sadarlah… sadarlah…
Sadarlah wahai pemimpinku
Aku sebagai wargamu malu…
Malu…
Malu dan malu…
Malu akan korupsimu setiap waktu
Malu akan janji-janjimu yang kau ucapkan,
Wahai pemimpinku…
Aku meminta, memohon dengan hati nuraniku yang dalam
Hentikan, hentikan semuanya ini wahai pemimpinku
Gandenglah tangan rakyat-rakyatmu
Rasakanlah penderitaan mereka
Buatlah mereka tersenyum
Jagalah mereka dari keterpurukan
Jadikanlah mereka menjadi orang yang bangga dengan bangsa indonesia
Karena kita ini sebagai rakyatmu menginginkan kebebasan bukan penjara
Kebebasan berkarya dan berjuang….

HIDUP JUANGKU

Secercah harapan telah datang
Seolah lentera ditengah gelap gulita
Tanda menang telah datang
Seolah bumi telah kembali di porosnya
Ini akhir dari jeritan
Ini akhir dari siksaan
Ini akhir dari derita
Lenteraku itu kemerdekaan
Buah kristal juangku…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar