CatatanKu Ode"LMF" Dalam Suatu Pengembangan Penelitian Saya
Dalam kehidupan sehari-hari sebagai Mahasiswa menjadi hal yang biasa-biasa saja bagi sebagian orang.Yang hanya datang ke kampus, duduk dikelas, diam dan pulang tanpa mengetahui tujuan sebenarnya. Mahasiswa kerap menjadi gelar atau status dalam dunia pendidikan. Jarang kita lihat Mahasiswa menjadi pelopor untuk menciptakan suatu hal baru baik untuk sekitar dan untuk Negara ini.
Pernahkah Anda sebagai Mahasiswa memberi inovasi baru untuk Bangsa dan Negara yang kita cintai ini? Pernahkah Anda sebagai Mahasiswa berperan aktif guna mengembangkan suatu hal yang patut dibanggakan bagi sekitar, terutama bagi Bangsa dan Negara ini? Atau pernahkah Anda sebagai Mahasiswa turut membangun citra baik Bangsa dan Negara ini?
Terkadang Penulis juga malu tidak memberi peran apa-apa untuk Bangsa dan Negara ini. Malu untuk menyandang status KeMahasiswaan. Malu karena tidak dapat membanggakan Bangsa dan Negara ini. Penulis merasa begitu lemah dalam memberi kontribusi untuk Bangsa dan Negara ini dalam hal memperkuat dan membangun mutu Bangsa dan Negara sebagai Mahasiswa Indonesia.
Adapun demikian, sudah menjadi tanggung jawab Mahasiswa untuk mereform sistem lama menjadi hal yg lebih bermutu dan menciptakan suatu hal yg baru. Tapi, terkadang malah hal ini menjadi suatu yang kerap disepelekan oleh Mahasiswa. Bahkan penulis juga menganggap demikian. Tapi dengan adanya keinginan untuk merubah cara pandang Saya akan pentingnya Peran sebagai Mahasiswa guna membangun Bangsa, menjadi pembahasan Utama dalam Makalah Saya yang sederhana ini.
Sehubungan dengan Uraian di atas, maka kita sebagai Mahasiswa harus pandai mereform keadaan Bangsa dan Negara menjadi lebih baik lagi dengan menentukan sikap dan perbuatan yang arif dan bijaksana dan tepat mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemimpin paling umum yang menunjukkan hubungan mahasiswa dan pemerintah selalu terangkum pada kata ”demonstrasi”. Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa seolah-olah menimbulkan anasir adanya sikap memusuhi dari mahasiswa terhadap pemerintah.
Asumsi yang semacam ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian mahasiswa terhadap pemerintah yang sedang menjalankan amanahnya. Sesungguhnya terdapat tiga peranan yang dimainkan mahasiswa dalam hubungannya dengan pemerintah. Mereka dapat bertindak sebagai agen perubahan, kontrol sosial, dan penerus masa depan (iron stock) dalam estafet kepemimpinan masyarakat Indonesia.
Pertama, mahasiswa sebagai agen perubahan adalah aktor yang dapat mendobrak keadaan yang stagnan dan tidak berkembang. Preseden mencontohkan, pada tahun 1998 mahasiswa mampu merevolusi tatanan lama untuk diganti kepada tatanan baru yang dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat. Kedua, mahasiswa sebagai kontrol sosial berusaha untuk menjadi political watchdog bagi pemerintah agar tidak berkuasa semena-mena.
Alasan mengapa mahasiswa harus menjadi kontrol sosial bagi pemerintah adalah karena mahasiswa dianggap sebagai kaum yang tercerahkan. Mereka seorang pembelajar yang dianggap terdidik sehingga diibaratkan dapat menunjukkan jalan kepada rakyat yang kebingungan di persimpangan jalan. Ketiga, mahasiswa sebagai penerus masa depan selalu menjadi harapan baru akan adanya perubahan lebih baik di masa yang akan datang.
Maka itu, mahasiswa perlu selalu meningkatkan kualitas diri agar ketika menempati posisi-posisi penting dalam sebuah pemerintahan di masa yang akan datang, mahasiswa tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Mahasiswa sebagai pemilik ketiga peranan tadi dianggap masih memiliki idealisme yang murni untuk membuat bangsa dan negara Indonesia menjadi lebih baik. Mereka belum banyak terpengaruh oleh politik jahat.
Keadaan seperti ini perlu terus didukung, bukannya dilemahkan dan dihentikan pergerakannya. Mahasiswa perlu diakomodir ideidenya, bukan dianggap musuh yang mengganggu stabilitas. Demonstrasi, yang pada intinya untuk menyampaikan gagasan, barangkali adalah salah satu implementasi dari peranan mahasiswa tadi. Kendati demikian, dalam menyampaikan gagasannya, mahasiswa di sisi lain perlu mengedepankan cara-cara baik.
Demonstrasi yang anarkis dan merusak fasilitas umum malah dapat menyebabkan stigma masyarakat dan pemerintah kepada mahasiswa menjadi buruk. Dengan semangat untuk membangun bangsa, pada akhirnya pemerintah dan mahasiswa juga perlu berdampingan secara sinergis. Pemerintah menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, mahasiswa juga harus menjalankan peranannya tadi.
Hubungan sinergis yang terjalin dengan baik sudah seyogianya dapat menciptakan keharmonisan bangsa. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, deliberasi politik antara pemerintah dan mahasiswa perlu terus dijalin. Deliberasi politik antara mahasiswa dan pemerintah selain dapat membantu mengakomodir ide-ide mahasiswa, sesungguhnya juga dapat meningkatkan transparansi pemerintah dalam menjalankan amanah rakyat.
Mahasiswa bukanlah musuh bagi pemerintah. Mereka hanyalah penyambung lidah rakyat yang kadang tak sampai aspirasinya. Mereka juga merangkap seorang pembelajar yang mencoba mengaplikasikan ilmunya. Mereka juga tak lain merupakan bagian tak terpisahkan dari rakyat Indonesia. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!
La Ode Muh Fardan
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi_Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Halu Oleo
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi_Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Halu Oleo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar