Banyak yang berkata bahwa anak jalanan itu sulit diatur, suka merusak fasilitas umum, berkata kasar, bertindak tidak sopan, dan sebagainya. Kita tidak bisa begitu saja menggeneralisasikan seperti itu. saya pribadi , yang terkadang naik angkutan kota atau biasa teman-teman dikendari sebutnya Pete-pete untuk mencapai tujuan saya, pernah bertemu dengan seorang anak jalanan di suatu tempat di Kota Kendari.
Saat itu saya sedang mengantri untuk mengambil kiriman disuatu tempat dan antriannya pun sangat panjang.Seorang bapak yang tidak sabar mencoba memotong barisan.
Lalu seorang pengemis anak-anak menghampiri bapak itu dan berkata, “Jangan gitu, Pak. Bebek aja antri, kita seharusnya antri juga pak!”. Perkataan anak tersebut langsung membawa senyuman ke setiap pengantri yang mendengar.
Mereka juga masih anak bangsa. Mereka juga punya potensi-potensi besar. Mereka juga butuh kasih sayang dan perhatian. Mereka juga masih memiliki kesadaran akan moral. Dengan dukungan edukasi, mereka masih bisa menjadi penerus-penerus bangsa yang adil dan beradab.
Memang bukan kewajiban kita untuk menampung dan memberikan pendidikan, makanan, rumah, dan kasih sayang pada anak-anak jalanan. Tapi sebagai warga Indonesia terkhususnya Kota Kendari "Kota Bertakwa",kita juga harus turut berpartisipasi dalam mengatasi masalah anak jalanan.
"Bukan dengan memberikan mereka uang seribu rupiah di pinggir jalan".
Kita harus lebih sering memberikan sumbangan dana pada lembaga-lembaga yang mengurus masalah anak jalanan, mengadakan acara sosial untuk membantu keluarga-keluarga miskin, dan yang paling penting adalah dengan tidak bersikap acuh dan peduli terhada masalah ini. Jika semua masyarakat melakukan hal ini, saya rasa masalah anak-anak jalanan akan cepat terselesaikan.
"Pak tolong Bantu Kami dengan Pendidikan"
(Suara Mereka di Kota Kendari)
By : L.M.F
Tidak ada komentar:
Posting Komentar